IHRAM.CO.ID, Kejeniusan Ibnu Hayyan terbukti saat ia berhasil membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.
Ia juga mampu menjelaskan proses serta fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi. Ia menuturkan bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu yang pertama harus dilakukan adalah mendata kembali dengan metode yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan, sublimasi, destilasi, pelarutan, dan penghabluran. Pembuktian Jabir ini sekaligus memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke-18 M.
Pemikiran Hayyan dikenal dengan sikap ingin tahu. Tak ayal, ia menerapkannya dalam proses penelitiannya yang harus didahului dengan riset dan eksperimen. Metode inilah yang mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam yang mewarnai masa pencerahan serta kebangkitan dunia Barat. Meski begitu, Jabir tetap saja seorang yang tawadlu’ dan berkepribadian mengagumkan.
Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala dan tekun mengumpulkan fakta. “Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesis yang wajar,” tulis Robert Briffault.
Menurut Briffault, proses pertama penguraian logam yang dilakukan oleh para ahli metalurgi dan ahli permata Mesir mengombinasikan logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya.
Proses kimia yang terjadi mirip dengan proses pembuatan emas. Proses demikian, yang tadinya sangat dirahasiakan dan menjadi monopoli perguruan tinggi, oleh para pendeta disamarkan ke dalam formula mistik biasa. Tapi, di tangan Jabir Ibnu Hayyan, ilmu tadi menjadi terbuka dan disebarluaskan melalui penelitian yang terorganisasi.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat, dan asam tartar. Kecermatan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff, bahkan disebutkan jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan Eropa maka carilah langsung dari kedalaman karya Jabir Ibnu Hayyan. Pasalnya, keilmuan Jabir sangatlah dinamis. Ia terus mengembangkan keilmuannya sampai batas tak tertentu.
Dalam hal teori keseimbangan, misalnya, diakui para ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam prinsip dan praktik penemuan kimia dari masa sebelumnya. Jabir juga selalu berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu dan pengaruhnya atas hidup manusia).
Kesemua proses penelitiannya diterapkannya dengan penandaan berupa alfabet 28 huruf Arab. Fungsinya untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik karena kemudian telah menjadi pendahulu penulisan adanya reaksi kimia.