Sabtu 19 Nov 2022 21:49 WIB

Gemilang Aleksandria di Masa Pemerintahan Islam

Aleksandria menjadi pusat persaingan antardinasti Islam

Masjid Abu al-Abbas al-Mursi, Aleksandria, Mesir.
Foto: Wikipedia.org
Masjid Abu al-Abbas al-Mursi, Aleksandria, Mesir.

IHRAM.CO.ID, Di masa Umar bin Khattab, posisi Aleksandria digantikan oleh Fustat. Pasalnya, posisi kota yang dibangun Alexander Agung itu rentan terhadap serangan armada Bizantium.

Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan Amr agar memindahkan pusat kekuasaan dari Aleksandria ke daerah yang lebih terlindungi. Fustat yang terletak sekitar 225 kilometer sebelah tenggara pusat kekuasaan Mesir dipilih sebagai ibu kota baru.

Berdampingan dengan aliran Sungai Nil, Fustat berkembang menjadi pusat perdagangan baru dan Aleksandria berubah menjadi kota pesisir pedalaman di Mediterania. Dalam beberapa ratus tahun kemudian, Fustat menjadi kota terkaya di dunia. Ini ditulis ahli geografi Persia al-Qazwini. Komoditas perdagangan yang melewati Laut Merah dan Samudera Hindia pasti melewati kota ini.

Di bawah Dinasti Fatimiyah (969 M-1171 M), pasar di Kota Fustat penuh dengan barang-barang dari Jeddah dan Hijaz, Sana’a, Aden, Muskat, India, dan Cina. Barang-barang yang diperjualbelikan, di antaranya rempah-rempah, mutiara, batu mulia, sutra, porselen, kayu jati, kain, kertas, parfum yang belum ada di Eropa ketika itu.

Meski Fustat tumbuh menjadi kota yang gemerlap, mengalahkan Aleksandria, kota pelabuhan itu tidak lantas menjadi terpencil. Kota ini tetap mempertahankan dirinya sebagai pelabuhan Mediterania yang cukup penting dan makmur yang menghubungkan antara Timur dan Barat, Muslim, Kristen, dan Yahudi.

“Tanpa Kota Aleksandria, seluruh Mesir tidak bisa bertahan hidup,” tulis seorang pengamat Venesia abad pertengahan.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement