Sebab, hal itu mengubah ilmu pengetahuan yang sebelumnya bersifat spekulatif menjadi eksperimental.
Dunia mencatatnya sebagai acuan alat bedah pertama dalam sejarah medis. Bahkan, desain alat bedah ini sangat akurat sehingga hanya mengalami sedikit perubahan bentuk dalam ribuan tahun. Gambaran alat bedah tersebut mendasari operasi bedah di Eropa.
Riset berkelanjutan dalam menemukan bentuk alat bedah dengan tingkat keakuratan tinggi sangat dijunjung tinggi oleh ilmuwan Muslim. Prinsip itu sejalan dengan ilmu pengetahuan modern saat ini. Dalam penelitiannya, al-Zahrawi membuat ilustrasi tangan instrumen bedah dengan sangat jelas. Ia juga memberi informasi rinci bagaimana dan kapan menggunakannya.
Misalnya, membakar kulit untuk menghilangkan rasa sakit lebih baik bila menggunakan emas daripada besi. Ia menulis mengenai alat pengikis (majrad). Alat tersebut digunakan saat menangani sinusitis di hidung. Alat ini juga bisa digunakan mengatasi sel tubuh yang mati akibat infeksi.
Alat digunakan hingga mencapai tulang. Jika telah mencapai tulang dan sel yang mati terlihat, tandanya kehitaman, kikis sel yang terinfeksi. Kepala alat berbentuk bulat dan terbuat dari besi dan terukir. Gunakan tepat di bagian yang sakit, putar alat dengan jari, tekan sedikit hingga yakin bagian yang sakit telah terkikis atau hilang.
Lakukan beberapa kali. Bungkus luka dan gunakan obat. Jika di bagian luka, kulit mulai menutup, tidak ada cairan yang keluar akibat luka, tidak ada pembengkakan setelah 40 hari artinya luka sudah benar-benar sembuh.
Kencing batu juga menjadi topik yang sering dibahas dalam bukunya. Al-Zahrawi merancang instrumen yang disebut al-mishab (bor) untuk menghancurkan batu. “Gunakan alat bertangkai besi dengan ujung berbentuk segitiga yang tajam,” sarannya.
“Ikatkan tali untuk mengikat batu. Dengan lembut dekatkan alat hingga mengenai batu, putar untuk melubangi dan urin akan keluar seketika. Tekan batu dari luar dan hancurkan dengan jari. Batu akan hancur dan keluar bersama urin. Jika tidak berhasil, lakukan operasi,” sambungnya.
Penerjemah buku al-Zahrawi, Lewis dan Spink, menggambarkan orisinalitas alat yang diciptakan Zahrawi dengan mengatakan alat penghancur kencing batu dan batu ginjal tersebut muncul beberapa abad sebelum era modern.
Dokter di Spanyol pada abad ke-12, Ibnu Zuhr, menyempurnakan alat tersebut dengan memasang berlian di ujung tangkai besi. Sama halnya dengan alat bor, Zahrawi juga menciptakan pisau yang digunakan saat operasi pengangkatan kista.
Alat lain yang dibahas Zahrawi meliputi alat pembakar berbagai bentuk dan ukuran, pisau bedah, pisau yang sangat tajam yang digunakan untuk membuat variasi irisan, kait, baik yang tumpul dengan ujung setengah lingkaran dan yang tajam.
Sampai sekarang kait ini masih digunakan dan disebut dengan nama yang sama. Kait tumpul disisipkan di pembuluh darah untuk mengatasi penyumbatan. Kait tajam digunakan mengambil jaringan tubuh untuk menyembuhkan luka.
Alat bedah lain yang dirancang al-Zahrawi adalah gunting tang. Gunting tang dipakai menghancurkan dan menghilangkan batu di saluran kencing dan batu ginjal. Gunting tang dalam operasi persalinan memiliki ujung setengah bundar dan dirancang menarik bayi dari rahim ibunya. Alat ini masih digunakan hingga kini. Ilustrasi dan gambar alat bedah yang ia buat adalah inovasi dan kontribusinya hingga kini.