IHRAM.CO.ID, Terdapat dua jenis risalah koleksi seni di dunia Islam. Pertama, buku yang memuat seluruh jenis karya seni, baik kaligrafi, lukisan, gambar, ilustrasi, desain, maupun puisi. Kedua, buku yang hanya mengoleksi karya tertentu, misalnya, buku kumpulan karya kaligrafi, kumpulan puisi, dan lainnya.
Contoh manuskrip album seni jenis pertama adalah koleksi karya seni dari abad 14 dan 15. Buku ini didominasi karya lukis dan kaligrafi asal Persia serta disusun di Kota Tabriz. Adapun buku jenis kedua, dikatakan Jonathan Bloom dan Sheila Blair, tampak lebih rapi dan terorganisasi dengan baik.
Tiap lukisan atau kaligrafi ditempelkan pada kertas dengan sangat cermat, tak jarang dilengkapi garis pembatas berbentuk dekorasi. Dilengkapi pula dengan uraian singkat mengenai karya itu, termasuk biografi senimannya.
Buku album pada masa itu berukuran cukup besar, yang seperti pada masa kini, bentuknya memanjang ke bawah. Pada era pemerintahan Turki Usmani, album seni yang disusun umat Muslim biasanya turut mengutip ayat Alquran atau hadis yang terkait dengan tema tiap karya.
Salah satu tokoh era Usmani yang turut mengembangkan buku album seni yakni Mustaffa Ali. Ia mencari, mengoleksi, serta menyusun karya seni umat Islam dari masa klasik secara kategoris.
Dalam pengantarnya, Mustaffa Ali mengaku tergerak untuk melakukan kerja ilmiah itu sebagai bentuk penghargaannya terhadap kegemilangan karya para seniman di dunia Islam. Album koleksinya menempati kedudukan penting dalam ranah seni kaligrafi di India.
Sepanjang pemerintahan dinasti Mughal, seni lukis dan kaligrafi tumbuh sangat pesat, sebagian mengikuti mengikuti gaya dari Persia. Para penguasa pun menganggap perlu agar karya-karya hebat itu dikumpulkan serta disusun dalam sebuah album koleksi.
Langkah itu dimulai ketika Sultan Akbar (1556-1605) naik takhta. Namun, hanya sedikit dari album kumpulan seni yang dibuat pada masa itu berhasil ditemukan saat ini,” sambung Jonathan Bloom dan Sheila Blair, penulis buku Islamic Arts and Architecture.
Putranya yakni Jahangir (1605-1627) meneruskan jejak Akbar, bahkan sanggup menghasilkan lebih banyak kumpulan karya. Di antara album tersebut adalah yang berjudul Muraqqa 'i ghulsan (1609). Popularitas album seni pun mengalami masa kejayaan semasa pemerintahan Sultan Shah Jahan (1628-1658).
Berbagai bentuk dan jenis buku album bermunculan meski lebih didominasi oleh album yang berisi aneka ragam karya seni dan sastra. Pada tahun 1813, Gubernur Jenderal asal Inggris, Earl of Minto, lantas mengumpulkan album-album dari dinasti Mughal yang tersimpan di berbagai tempat dan menyusunnya kembali dalam sebuah album yang diberi judul Minto Album.
Karya besar tak akan pernah pudar. Walau sudah berusia puluhan abad, literatur dan manuskrip dari karya seni dan budaya Islam tetap terjaga dan tidak lekang oleh zaman. Itulah salah satu fungsi penting yang dimiliki buku album kumpulan seni dari umat Muslim.