REPUBLIKA.CO.ID, Para pramuniaga di Arab Saudi terkesan diskriminatif dengan jamaah Indonesia. Mereka menilai Indonesia adalah negara miskin. Karena rakyatnya banyak yang menjadi babu (pembantu rumah tangga-red) di manca negara. Sehingga jamaah haji pun dianggap tidak memiliki banyak uang.
Oleh karena itu, pramuniaga mal, supermarket, dan plasa selalu mengusir jamaah Indonesia. Apalagi, jamaah haji Indonesia bila masuk mal, supermarket atau plasa, mereka hanya jalan-jalan dan menawar-nawar saja. Tidak beli.
''Antum Indonesia, jangan masuk... jangan masuk,'' kata seorang pramuniaga mengusir jamaah bertanda merah-putih.
Malah, ada sejumlah pramuniaga yang mengatakan, ''Indonesia babu... Indonesia babu..., jangan masuk, Indonesia tidak punya fulus.'' Sementara perlakuan berbeda bila yang datang jamaah asal Malaysia.
Jamaah Malaysia selalu diperlakukan seperti raja, karena dianggap memiliki banyak uang. Mereka kesana-kemari saat mencari barang selalu diantarkan dengan penuh keramahan.
Perlakuan diskriminasi ini membuat Muzahid, jamaah asal Indonesia iri. Dia sendiri memang tidak memiliki banyak uang, tapi ingin melihat barang-barang bagus di sebuah plasa. Dasar Muzahid, ia tak kekurangan akal. Untuk bisa masuk, ia meminjam ID Card salah seorang jamaah asal Malaysia, yang pernah dikenalnya saat menjadi TKI di Malaysia.
Setelah mengenakan ID Card Malaysia, dengan penuh percaya diri Muzahid masuk ke sebuah plasa. Mengetahui itu, pramuniaga menyambut Muzahid seperti raja. Kesana-kemari melihat etalase dan gerai diantarkan dengan penuh keramahan. Namun, setiap pramuniaga menunjukkan barang yang bagus, Muzahid selalu menolaknya. Hingga pramuniaga kecapean Muzahid tidak beli satu barang pun.
Lalu, pramuniaga menunjukkan barang-barang berharga murah. ''Ini tuan, barang murah,'' ujar pramuniaga dengan nada sinis. Mendengar tawaran itu Muzahid menjawab, ''Barang murah pun ane kagak beli. Ane kagak punya duit, hanya ingin jalan-jalan aje.''
Pramuniaga Arab menjadi bengong. ''Ah..., ternyata Malaysia ini babu juga,'' katanya menyumpah Muzahid. ''Ha..ha..ha..,rasain lu pramuniaga bahlul. Ane emang di Malaysia jadi babu,'' balas Muzahid merasa bangga ngerjain pramuniaga yang diskriminatif itu.




