Jumat 13 Sep 2013 14:24 WIB

Kompor Muzahid

Kompor minyak tanah
Foto: tembi.net
Kompor minyak tanah

REPUBLIKA.CO.ID, Jamaah haji Indonesia, apalagi yang berasal dari pedesaan, selalu ingin yang serba irit, termasuk dalam soal makanan. Ditambah lagi, mereka tidak ingin melepas kebiasaan selama di rumah.

Walau telah dilarang membawa alat-alat dapur, apalagi kompor minyak tanah, namun tidak sedikit calon jamaah haji secara sembunyi-sembunyi membawa barang itu. Bahkan, agar tidak diketahui petugas haji atau petugas bandara, calon jamaah tidak segan-segan memasukkan barang itu ke kopor pakaian.

Muzahid, salah seorang calon jamaah terbilang sangat beruntung. Sebab, ia bisa selamat dari pemeriksaan petugas, sehingga kompor minyak yang dimasukan dalam kopor pakaian bisa lolos hingga masuk bagasi pesawat. Padahal, puluhan kompor milik calon jamaah lain berhasil disita petugas.

Sampai kemah pondokan pun, Muzahid selamat dari pemeriksaan petugas haji Indonesia. Dan setiap kali tidak ada petugas haji, Muzahid mengeluarkan kompor itu untuk memasak air atau merebus supermie yang dibawa dari rumah.

Melihat kelakuan Muzahid, jamaah lain yang ada dalam satu kemah hanya geleng-geleng kepala. Bahkan ikut menikmati kompor minyak itu.

Suatu malam, seusai Isya, ketika Muzahid tengah asyik merebus air untuk kopi, muncul seorang askar yang kebetulan tengah patroli. Tanpa disadari, kompor Muzahid yang tengah digunakan untuk merebus air tadi menarik perhatian sang askar. Lalu askar itu pun mendekati Muzahid yang tidak mengacuhkan kedatangannya.

Mengetahui yang digunakan Muzahid adalah sebuah kompor minyak yang jelas-jelas dilarang, sang askar bermaksud menegur. Tapi lantaran hanya bisa berbahasa arab, sementara Muzahid tidak mengerti bahasa arab, maka akhirnya mereka menggunakan bahasa isyarat, alias bahasa Tarzan.

Tapi apa yang terjadi? Bahasa yang digunakan sang askar tidak bisa dimengerti Muzahid. Askar itu hanya bisa bilang ''Hada...hada...,''sambil mengacung-acungkan tangan dan memutar-mutarnya membuat sebuah lingkaran. Muzahid hanya melongo saja melihat ulah askar tadi. Sang askar kembali berkata ''Hada..hada...'' sambil kembali memutar - mutar tangganya.

Karena Muzahid belum paham lagi, selain memutar-mutar tangannya, askar tadi memukul-mukul permukaan pasir, dengan maksud agar Muzahid mematikan kompor. Tapi karena tidak paham juga, bahkan Muzahid malah mentertawakan ulah sang askar, maka kembali sang askar bilang''Hada..hada.. '' Tapi bukan lagi memutar-mutar tangannya, melainkan mengarahkan kepalannya ke muka Muzahid. Karuan saja Muzahid langsung terkapar.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement