REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum Wr Wb
Ustaz, banyak yang mengatakan kalau tak mencium Hajar Aswad tak lengkap ibadah haji atau umrahnya. Benarkah ?
Mujib R
Sukabumi, Jawa Barat
Jawab:
Waalaikumussalam Wr Wb
Tidak benar. Hal ini disebabkan mencium Hajar Aswad tidak berhubungan dengan syarat, rukun, atau wajib haji dan umrah (tatacara manasik). Rasulullah SAW memberi jalan yang lebih mudah untuk berthawaf mengganti mencium dengan beristilam memberi isyarat mengangkat tangan kanan sambil bertakbir “Allahu Akbar” atau “Bismillahi Allahu Akbar”.
Sahnya Haji ditentukan oleh pelaksanaan rukun-rukunnya, yaitu niat ihram, wukuf, thawaf ifadhah, sa’i, dan tahalul. Sedangkan kelengkapan adalah terlaksananya seluruh kewajiban, yaitu ihram di miqat, mabit di Mudzdalifah, mabit di Mina, melontar jumroh ula, wustho dan aqabah. Adapun thawaf wada ulama berbeda pendapat ada yang menggolongkan wajib adapula yang sunat saja.
Begitu juga dengan rukun umrah yaitu niat ihrom, thawaf, sa’i, dan tahalul. Dan wajib umroh adalah berihrom dari miqat. Hal hal inilah yang mesti dijaga sebagai kelengkapan dan kesempurnaan ibadah haji/umroh kita.
Ketika Rasulullah SAW memberi opsi kebolehan beristilam dengan isyarat mengangkat tangan kanan dan bertakbir, maka mengerjakan itu adalah merupakan kelengkapan pula. Dengan demikian tidak mencium Hajar Aswad tidak boleh dirasakan sebagai ketidak lengkapan. Secara hukum/syari’ah, kedudukan mencium dan berisyarat itu sama. Dua-duanya adalah Sunnah Nabi.
Dari Umar RA bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Wahai Umar engkau adalah laki-laki yang kuat, janganlah engkau berdesakan di hajar Aswad sehingga engkau menyakiti orang lemah. Jika engkau mendapatkan celah-celah, maka usaplah Hajar Aswad itu dan jika tidak, menghadaplah ke Hajar Aswad dan ucapkan tahlil dan takbir” (HR Ahmad dan yang lainnya).
HM Rizal Fadillah
Pembimbing Haji/Umroh dan Pimpinan SYARAFA Tour & Travel Bandung.