REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nur Hasan Murtiaji dari Makkah
MAKKAH -- Jumlah jamaah haji nonkuota dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, jamaah haji nonkuota memang selalu menjadi masalah setiap tahunnya.
"Jamaah haji nonkuota jadi problem kita, tapi kecenderungannya turun drastis," kata Suryadharma seusai menunaikan umrah wajib di luar pintu Bab Marwah, Masjidil Haram, Ahad (6/10) pagi.
Kendati Menag memberi apresiasi karena jumlah jamaah nonkuota berkurang, dia mengingatkan agar pada tahun depan terjadi lagi. Apalagi setelah Masjidil Haram selesai direnovasi yang menyebabkan jumlah kuota bertambah, jangan sampai jamaah haji nonkuota ini membanjir lagi. "Kita tidak berharap seperti itu," kata ketua umum Partai Persatuan Pembangunan ini.
Kementerian Agama, kata Suryadharma, akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, seperti Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta maupun Kementerian Hukum dan HAM untuk memperhatikan jamaah haji nonkuota, jangan sampai pada tahun depan terulang. "Bagaimana menyelesaikan persoalan ini secara efektif," kata Menag.
Jamaah haji nonkuota, ungkap Menag, banyak merugikan jamaah. Kerugian mereka itu, di antaranya, sesudah membayar biaya, mereka tetap tidak bisa berangkat.
Menag mencontohkan, ada jamaah yang sampai bandara di Tanah Air, batal berangkat karena tidak mendapatkan visa.
Ada pula yang sudah berangkat dan mendarat di Bandara Jeddah, tapi dilepas begitu saja oleh pembimbing travel. "Tidak ada pimpinan yang membimbing mereka dan akhirnya menjadi beban kita semua," kata Suryadharma.
Lain lagi cerita yang dialami jamaah haji nonkuota pada tahun lalu, sudah melaksanakan prosesi haji dan terlayani dengan baik, tapi ketika hendak pulang sampai di Jeddah, mereka tidak bisa pulang ke Tanah Air karena tak ada tiket. "Jadi memang banyak mudharatnya," kata Menag.