Rabu 09 Oct 2013 12:26 WIB

Jamaah Haji Undangan Raja Abdullah Tiba di Jeddah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Pemimpin Arab Saudi Raja Abdullah
Pemimpin Arab Saudi Raja Abdullah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sebanyak 50 jamaah haji Sri Lanka tiba di Pelabuhan Islam Jeddah (JIP), Senin. Mereka adalah gelombang pertama dari 2.400 jamaah haji asing yang menjadi tamu Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah.

CEO program tersebut Abdullah Al-Mudlaj mengatakan, para ulama Muslim dari berbagai belahan dunia diundang untuk menunaikan haji sebagai tamu Raja Abdullah. Dari 2.400 jamaah, sebanyak 1.400 berasal dari 80 negara. Sedangkan sisanya, seribu orang berasal dari Palestina.

Liga Muslim Dunia (MWL) mengatakan mengundang 500 jamaah haji. Mereka adalah para direktur pusat kajian Islam serta yang berkontribusi dalam pembangunan masjid, panti asuhan, sekolah Islam dan pusat kesehatan di berbagai belahan dunia Muslim.

"Kedatangan para ulama Muslim dari negara-negara lain memungkinkan pejabat MWL memahami kondisi Muslim di negara-negara tersebut," ujar Sekretaris Jenderal MWL Abdullah Al-Turki seperti dilansir dari Arab News.

Gubernur Makkah Pangeran Khaled Al-Faisal mengunjungi JIP, Senin. Dia ditemani Gubernur Jeddah Pangeran Mishaal bin Majed, Menteri Haji Bandar Hajjar dan Menteri Transportasi Jabara Al-Seraisry. 

Pangeran Khaled datang untuk menyambut jamaah haji Sri Lanka. Dia juga mengunjungi berbagai departemen di pelabuhan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas mereka.

Dalam upacara penyambutan di pelabuhan, Al-Seraisry mengatakan Otoritas Pelabuhan Saudi saat ini akan membangun proyek senilai satu miliar saudi riyal dan akan segera menandatangani kontrak proyek senilai 254 juta saudi riyal.

Total sebanyak 1.167 kamera telah dipasang di berbagai bagian Masjidil Haram di Makkah. Komandan Pasukan Khusus Keamanan Masjidil Haram Mayor Jenderal Yahya Al-Zahrani mengatakan kamera tersebut tersambung ke ruang operasi.

"Kamera-kamera ini dipasang untuk mengawasi gerak-gerik jamaah haji di dalam Masjid untuk memastikan keamanan dan keselamatan mereka," kata dia.

Dia menambahkan rencana operasional pasukan terus berubah karena adanya proyek perluasan. Al-Zahrani mengatakan sejumlah skenario telah dibuat bagi jamaah haji yang melakukan tawaf untuk mengurangi kepadatan di area sekitar Ka'bah. 

"Jamaah bisa melakukan tawaf di area sekitar Kabah atau di lantai pertama, lantai dasar atau lantai bawah tanah. Mereka juga bisa melakukan tawaf di area tawaf yang baru dibangun," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement