REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Kesehatan (Menkes) Arab Saudi, Abdullah Al-Rabeeah, mengatakan lebih dari 200 ribu vaksin polio telah diberikan pada ribuan jamaah haji yang datang.
Vaksin polio merupakan kewajiban bagi jamaah haji yang berasal dari beberapa negara Afrika, Pakistan, India, Nepal, dan Afghanistan. Negara Afrika yang dimaksud adalah Uganda, Kenya, Benin, Angola, Togo, Niger, Burkina Faso, Mali, Republik Afrika Tengah, Chad, Côte d'Ivoire, Ghana, Republik Demokratik Kongo dan Ethiopia. Saat tiba, jamaah haji dari negara-negara tersebut diberikan vaksin secara oral.
Al-Rabeeah mengungkapkan informasi tersebut saat mengunjungi Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah untuk memeriksa layanan kesehatan. "Kami telah melakukan semua langkah pencegahan untuk menjaga kota-kota suci dari penyakit menular," katanya, seperti dilansir Arab News, Kamis (10/10).
Kementerian telah menempatkan petugas kesehatan di 14 titik masuk untuk mengawasi jamaah dan memastikan mereka telah divaksin. Jamaah yang belum divaksin akan diberi di titik masuk tersebut sehingga mereka terlindung dari penyakit menular.
Petugas kesehatan sejauh ini belum menemukan jejak penyakit epidemis, terutama virus korona. Kementerian Kesehatan Arab Saudi bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memonitor situasi.
Al-Rabeeah mengatakan pihaknya telah merekrut lebih dari 20 ribu tenaga medis, teknis, dan administrasi dalam musim haji tahun ini. Sebanyak 441 tenaga ahli berasal dari Arab Saudi. Dari luar negeri, tenaga ahli ini berasal dari berbagai displin medis yang langka.
Kemenkes telah menginstruksikan jamaah haji untuk memiliki sertifikat vaksin penyakit kuning, meningitis, polio, dan influenza tergantung negara asal. Sebagian besar jamaah dari Afrika dan Amerika Selatan disarankan mendapat vaksinasi kuning yang merupakan penyakit endemis di negara itu.
Vaksinasi meningitis wajib dilakukan jamaah. Vaksin meningitis berlaku selama tiga tahun. Jamaah haji harus divaksin setidaknya 10 hari sebelum keberangkatan.