REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji dari seluruh penjuru dunia mulai Ahad (13/10) bergerak meninggalkan Makkah menuju Arafah. Mereka akan melaksanakan wukuf pada Senin (14/10).
Persiapan di Arafah pun sudah mendekati final. Sejak Sore hingga Ahad pagi pengerjaan tenda yang belum selesai dikebut. Pantauan Republika di Arafah, tenda-tenda sudah terpasang rapi. Demikian pula dengan karpet, kamar mandi, toilet, dapur umum, mau pun makanan.
Sejumlah maktab telah dilengkapi dengan gedung toilet berlantai dua, yang disertai kamar mandi dan keran untuk wudhu. Ketua Muassasah Asia Tenggara Zuhair Abdul Hamid Sedayu mengatakan, persiapan untuk prosesi haji mencapai 85 persen pada Sabtu sore.
Di sejumlah maktab, karpet digulung kembali karena diprediksi pada Sabtu malam akan ada hujan di wilayah Arafah, Mina, dan Muzdalifah (Armina).
"Tapi tenda yang roboh akibat hujan deras pada dua hari lalu sudah kembali dipasang," kata Zuhair di Arafah, Sabtu.
Menteri Agama Suryadharma Ali yang meninjau kesiapan Armina pada Sabtu memastikan kesiapan prosesi puncak haji. Tenda jamaah sudah berdiri, karpet sudah dipasang, makanan pun sudah disiapkan.
"Kami lihat tenda untuk petugas juga sudah siap dengan struktur bangunan yang baru, karpet juga baru, dan tenda jamaah sudah disiapkan," kata Suryadharma.
Menyambut puncak haji, Asni Harismi, jamaah asal Embarkasi Jakarta (JKG-13), telah mempersiapkan diri, terutama secara fisik. Ketua kloter sudah menyosialisasikan agar jamaah menjaga kesehatan menjelang wukuf.
"Waktu itu juga sudah ada tur melihat medan di Arafah, Mina, dan lontar jumrah. Ketua regu, ketua rombongan, dan ketua kloter juga sudah menjelaskan apa yang harus dan nggak boleh dilakukan selama wukuf," kata Asni.
Misalnya, selama di Arafah disarankan banyak zikir dan berdoa, dilarang keluyuran karena khawatir malah batal ihramnya. Selama ngantre mobil agar mengikuti arahan karom atau ketua kloter serta jangan berebut.
"Termasuk soal baju apa yang dipakai dan kiat-kiat biar nggak tersesat pas jumrah," katanya.