Rabu 16 Oct 2013 18:34 WIB

Tak Paham Bahasa Arab, Ratusan Jamaah Haji Indonesia Tersasar

 Jamaah haji menggunakan layanan kereta Mashair untuk transportasi di Mina, Arafah dan Muzdalifah.  (Sabq/Abdul Malik Surur)
Jamaah haji menggunakan layanan kereta Mashair untuk transportasi di Mina, Arafah dan Muzdalifah. (Sabq/Abdul Malik Surur)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sekitar 500 jamaah haji Indonesia tersesat dan tidak mengetahui arah pulang ke maktab mereka karena tak paham papan petunjuk arah yang memakai bahasa Arab dan Melayu.

Data itu didapat dari sejumlah pos petugas. Jumlah yang tersesat dipastikan lebih banyak lagi karena banyak juga yang diselesaikan antarjamaah sendiri.

"Petugas yang sudah pernah mukim di Mekkah saja ada yang tersesat, apalagi jamaah haji terutama yang berusia lanjut," kata Menteri Agama, Suryadharma Ali, saat mengunjungi Media Center Haji di Daerah Kerja (Daker) Makkah, Rabu (16/10).

Menag yang juga Amirul Haj Amirul Haj itu mengakui lokasi Jamarot sekarang memang cukup membingungkan, karena ada jembatan layang dan persimpangan. Sehingga mereka yang sudah berkali-kali datang juga sering harus menghafal lebih dulu.

"Lokasinya sekarang banyak perbedaan, terutama adanya beberapa terowongan baru," katanya.

Menurut Suryadharma, jika izin untuk membuat petunjuk berbahasa Indonesia itu dikabulkan Pemerintah Arab Saudi, maka pihaknya akan memasang papan arah, terutama di lokasi-lokasi strategis seperti Jamarot, Masjidil Haram, Mina dan Arafah.

"Kami akan terus melobi, agar upaya ini bisa dipenuhi," katanya.

Terkait dengan sebelas kendaraan roda dua yang membantu mengantarkan jamaah tersesat, Menag mengakui jumlah kendaraan itu tidak cukup sehingga tahun depan kalau memungkinkan akan ditambah sampai 50 kendaraan.

"Nanti akan ditempatkan di pos-pos tertentu agar jamaah yang tersesat segera diantarkan ke pondokan atau maktabnya," tutup Menag.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement