Kamis 17 Oct 2013 13:15 WIB

Jamaah Haji Hanya Diberi Makan Kentang Goreng

Rep: Hannan Putra/ Red: Heri Ruslan
Ali Maschan Moesa
Foto: ANTARA/Eric Ireng
Ali Maschan Moesa

REPUBLIKA.CO.ID, Pengelolaan katering jamaah haji di Tanah Suci tampaknya perlu menjadi perhatian petugas setempat. Kendati dengan menu sederhana dan tidak mahal, namun diharapkan bisa menopang asupan gizi jamaah haji. Mengingat perjalanan haji yang dialui jamaah haji membutuhkan stamina dan fisik yang sehat.

Anggota Komisi VIII DPR RI, Ali Maschan Moesa mengatakan, pelayan catering di beberapa maktab (pemondokan) jamaah haji bisa ia nilai buruk. Ia sendiri mendapati di Kloter 45 asal Malang, ketika itu jamaah hanya diberikan menu kentang goreng saja.

"Waktu itu saya khutbah di Kloter 45 malang. Menu masakannya sangat sederhana, hanya diberi kentang goreng. Ditambah lagi rasanya asin semua," jelas Ali kepada Republika via telepon, Kamis (17/10). Ali menyayangkan petugas catering setempat yang terkesan asal-asalan dalam menyajikan menu makanan kepada jamaah.

"Menurut saya, ini harus ditata ulang," ucapnya.

Ali sempat menanyakan dan menegur petugas catering, mengapa hanya disajikan menu seperti itu. "Ini akan kita masukkan untuk bahan evaluasi kita juga," tambahnya.

Ali mengisahkan selain hanya dengan menu seadanya, porsi makanan kurang dari jumlah yang seharusnya. "Jadi yang muda-muda biasanya makan duluan di perasmanan itu. Yang tua-tua belakangan. Kadang kebagian hanya sisa-sisanya saja. Saya sendiri hanya kebagian kepala ikan," Kisah Ali.

Ketua kloter 1 asal DKI, Sutriono mengatakan banyak jamaah di kloternya yang tidak suka dengan menu yang dihidangkan pihak catering. "Makan nasinya kayak raskin (beras miskin). Dan lauknya kebanyakan olahan daging dan sayur. Kadang bosen juga karena menu itu-itu saja. Dan rasanya kurang jelas," keluh Tri kepada Republika via Blackberry Messanger, Kamis (17/10).

Akhirnya, jamaah haji kebanyakan membeli makanan di luar. Ketua kloter mengaku kewalahan mengarahkan jamaah agar jangan jajan diluar. Mengingat resiko dari aspek kesehatan makanan yang dibeli diluar tidak bisa terjamin. Namun, jamaah secara terus terang mengatakan bahwa makanan yang disediakan pemondokan tidak enak. Akhirnya, ketua kloter tidak dapat berkata apa-apa karena ia juga merasakan hal yang sama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement