Ahad 20 Oct 2013 23:42 WIB

Ambil Risiko Demi Berhaji

Rep: ani nursalikah/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah haji saat melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Antara
Jamaah haji saat melaksanakan thawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,

Operasi menjaring jamaah haji tanpa dokumen yang sah terus digalakkan Pemerintah Arab Saudi. Ahad pekan lalu, operasi ini memasuki tahap kedua.

Pihak berwenang yang disebar di Mina dilengkapi dengan mesin pemindai sidik jari canggih yang ditempatkan di mobil van berwarna putih yang diparkir di tempat-tempat strategis.

“Kami akan melakukan pemeriksaan secara acak kepada jamaah haji yang tidak mempunyai surat izin resmi. Tapi, karena mereka sudah berada di sini, kami tidak akan menghentikan ibadah mereka,” ujar salah satu petugas, seperti dilansir Arab News, Senin (14/10).

Para petugas telah diperintahkan untuk bersikap baik kepada para jamaah dan menghormati perasaan mereka.

Tapi, hukum tetap harus ditegakkan. Para jamaah haji ilegal akan ditindak begitu mereka selesai menunaikan haji.

Pemerintah Arab Saudi mengumumkan, mereka akan mendeportasi jamaah haji ilegal. Jamaah asing yang melanggar peraturan tidak boleh masuk ke wilayah Kerajaan selama 10 tahun setelah dideportasi. Sedangkan, warga Saudi yang melanggar akan dikenai sanksi berat dan dipenjara.

Meski hukumannya berat, hal ini tidak membuat gentar jamaah haji ilegal. Mereka tetap melakukan perjalanan ke Mina. Tiap jamaah ini mempunyai cerita masing-masing.

“Saya membayar 600 riyal Saudi ke sopir Limousine swasta Saudi di dekat perhentian bus di Jeddah untuk pergi ke Mina,” ujar jamaah haji asal India Ashraf.

Ashraf bercerita, sopir tersebut menanyakan apakah ia memiliki izin resmi. Karena tidak memiliki izin,

tadinya ia akan dikenakan biaya 700 riyal Saudi. Ashraf pun bernegosiasi hingga ia berhasil mendapatkan harga 600 riyal Saudi.

Ia mengaku, saat memasuki kendaraan telah ada empat jamaah lain di dalam. Dua dari Pakistan, satu dari

Bangladesh, dan seorang lagi dari Yaman.

Mereka semua tidak mempunyai surat izin resmi dan sama-sama membayar 600 riyal Saudi per orang. Padahal,  ongkos taksi reguler dari Jeddah ke Makkah seharusnya adalah 10 riyal Saudi. Paling mahal 20 riyal Saudi.

Selama perjalanan sepanjang 85 kilometer, menurut Ashraf, sopir tersebut menyarankan mereka turun sebelum pos pemeriksaan utama Shumaisi. Ashraf mengatakan, hanya itu satu-satunya cara menghindari penangkapan.

“Kami kemudian turun dan mulai berjalan kaki membawa barang bawaan hingga mencapai jarak tertentu melewati pos pemeriksaan. Di sana, sopir itu telah menunggu kami,” ujarnya.

Saat diberitahu mengenai hukuman berat yang menantinya jika ia tertangkap, Ashraf mengatakan, ia telah

berjanji untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

Ia juga telah menghabiskan seluruh uangnya untuk surat izin pindah kerja dua bulan lalu. “Saya tidak mungkin mampu membayar biaya ibadah haji secara resmi karena harganya yang selangit,” katanya.

Ashraf tidak sendiri, ada ratusan jamaah sepertinya yang berhasil menembus Mina. Jika ia tertangkap, ia

mengaku pasrah. Sambil membaca ayat Alquran, dengan tersenyum Ashraf mengatakan, ia sekarang berada di bawah perlindungan Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement