Senin 21 Oct 2013 07:37 WIB

Tiga Hal yang Harus Diperhatikan Jamaah Sebelum Pulang

Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayaat Berkoordinasi dengan pejabat keamanan haji Arab Saudi.
Foto: Republika/Heri Ruslan
Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayaat Berkoordinasi dengan pejabat keamanan haji Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1434H sudah memasuki tahap pemulangan. Jamaah haji Indonesia kloter 1 embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG/01) sudah diterbangkan Ahad (20/10) pagi, dari Jeddah ke Tanah Air.

“Untuk pemulangan jamaah haji di tiga hari pertama, khususnya dari Makkah ke Jeddah, Kementerian Haji Arab Saudi sudah mengeluarkan semacam surat edaran agar 12 jam sebelum take off pesawat, jamaah harus sudah diberangkatkan dari pemondokannya menuju Jeddah,” terang Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arsyad Hidayat, di kantornya, Ahad (20/10), dikutip dari Media Center Haji (MCH).

Sehubungan dengan pemulangan ini, Arsyad mengingatkan kepada para jamaah agar memperhatikan tiga hal. Pertama, jamaah haji harus memastikan kelengkapan dokumen, seperti paspor dan boarding pass. “Pastikan harus lengkap, tidak ada masalah, apakah hilang atau tercecer,” tegas Arsyad.

Jika ada kasus paspor atau boarding pass yang hilang, Arsyad meminta jamaah segera melaporkan ke ketua kloter agar segera dilaporkan ke kepala sektor.

“Kalau tahu ada dokumen yang hilang, ketua kloter segera menyampaikan ke kasektor. Kasektor nanti melaporkan ke daker untuk dikomunikasikan dengan pihak asisten koordinator bidang imigrasi untuk segera mengganti paspor yang hilang dengan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP),” papar Arsyad.

“Kalau boarding pass nya yang hilang, segera cetak boarding pass baru, baik di pihak Garuda maupun Suadi Airlines melalui pelayanan pemulangan,” tambah Arsyad.

Arsyad menegaskan bahwa masalah kelengkapan dokumen menjadi titik penting untuk memastikan jamaah tidak mengalami permasalahan ketika sampai di Jeddah dan ketika naik pesawat.

Hal kedua yang perlu diperhatikan jamaah adalah agar tidak membawa air zam-zam, baik di dalam koper yang akan dibagasikan maupun di tas yang akan dibawa ke kabin.

Arsyad memastikan bahwa pihak maskapai sudah menyiapkan air zamzam yang akan dibagikan kepada jamaah haji di masing-masing debarkasi. Garuda Indonesia sudah menyiapkan 5 liter per jamaah sedang Saudi Airlines 10 liter per jamaah.

Dia meminta jamaah haji tidak memaksakan diri membawa air zam-zam dan “menyembunyikannya” dalam koper dengan berbagai macam cara. Menurutnya, hal itu justru akan  memperlambat pemberangkatan jamaah karena harus membongkar ulangi kopernya dan itu akan berimbas pada pemberangkatan jamaah berikutnya.

Hal ketiga yang harus diperhatikan jamaah adalah mengenai kelengkapan ibadah. Kepada petugas kloter, baik ketua maupun Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), Arsyad meminta untuk mengecek dan memastikan bahwa  seluruh jamaah yang berada di kloternya sudah melaksanakan  rukun dan wajib ibadah hajinya.

“Jangan sampai masih ada jamaah yang ragu atau bahkan  belum menyelesaikan salah satu rukun dan wajib hajinya. Itu menjadi titik perhatian bagi TPIHI. Cek ke masing-masing ketua rombongan, nanti ketua rombongan agar mencek ke masing-masing ketua regu,” pinta Arsyad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement