Senin 21 Oct 2013 20:34 WIB

Bawaan Jamaah Dibongkar

Rep: hannan putra/ Red: Damanhuri Zuhri
 Petugas melakukan pendataan barang bawaan jamaah haji saat tiba di Asrama Haji, Banda Aceh, Rabu (31/10) malam.    (Ampelsa/Antara)
Petugas melakukan pendataan barang bawaan jamaah haji saat tiba di Asrama Haji, Banda Aceh, Rabu (31/10) malam. (Ampelsa/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID,

Tak sedikit muatan jamaah harus ditinggalkan.

JEDDAH -- Jamaah Indonesia satu persatu mulai meninggalkan Tanah Suci, Makkah. Gelombang pertama jamaah mulai diterbangkan sejak Ahad (20/10) pagi waktu Arab Saudi.

Namun, kepulangan jamaah haji Indonesia ini masih diwarnai dengan aksi bongkar barang bawaan. Dari pantauan wartawan Republika, Yeyen Rostiyani di bandara Jeddah, banyak jamaah yang datang membawa berbagai barang dalam tas-tas kecil.

Setelah diingatkan petugas mengenai keterbatasan muatan yang bisa dibawa ke kabin, mereka pun sibuk

membongkar dan menyortir kembali bawaannya.

“Dulu waktu Mama saya naik haji nggak begini,” kata Ken (40 tahun). Ken terpaksa membongkar kembali bawaannya yang terdiri atas tas biru khusus jamaah serta beberapa tas kecil lain. Sesekali, ia mengerutkan kening sebagai pertanda ekspresi kecewa.

Umumnya, jamaah juga banyak membawa air zamzam dalam botol-botol kecil. Botol-botol itu ada yang dibungkus ketat dengan selotip.

Ada juga yang digulung dengan kain atau sajadah tebal dengan harapan bisa lolos dari pemeriksaan. Tapi, usai diingatkan petugas mereka merelakan air zamzam yang dibawanya.

Akibat bongkar pasang inilah begitu tak sedikit barang jamaah yang ditinggalkan di bandara. Selain air

zamzam, ada juga minuman kemasan, buah, pakaian, sajadah, buku, dan makanan.

Seorang ketua regu dari debarkasi BPN-01 (Balikpapan) mengaku tidak paham mengenai aturan larangan membawa cairan lebih dari 100 mililiter ke dalam kabin. Padahal, ia mengaku sudah telanjur membeli parfum dalam jumlah banyak.

Aksi bongkar muatan itu belum memengaruhi jadwal penerbangan secara signifikan.  Secara umum, penerbangan pada hari pertama pemulangan ini belum meleset dari waktu yang ditentukan.

Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Jeddah Endang Jumali, Ahad (20/10), mengatakan, dalam tiga hari pertama proses persiapan mulai dari Makkah hingga take off (lepas landas) dilakukan 12 jam sebelumnya. Waktu ini lebih cepat dari standar, yaitu sepuluh jam.

Jamaah mendapat makanan ringan ketika datang dan satu kali makan. Setelah hari keempat, proses persiapannya kembali menjadi sepuluh jam.

Hanya saja yang perlu dikhawatirkan, yakni sepuluh penerbangan yang berada di pertengahan jadwal masih belum memiliki waktu pasti pemulangan.

Jika terjadi keterlambatan, kata Endang, jamaah akan diarahkan ke hotel. Biayanya, akan menjadi tanggungan pihak penerbangan.

Ia mengakui, masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan. “Ada jamaah yang perlu dicetak lagi boarding pass-nya, padahal dokumen harus sudah siap dalam 48 jam sebelum take off,” katanya.

Secara  terpisah, sebanyak 384 jamaah haji telah mengajukan permohonan untuk pulang dipercepat atau tanazul per Ahad (20/10) siang waktu Saudi. Ada beragam alasan mereka melakukan tanazul.

Menurut Kasi Kedatangan dan Kepulangan Daker Makkah Miftahul Maulana, jamaah sakit yang mengajukan tanazul akan diutamakan untuk dipulangkan.

“Jamaah sakit mendapat prioritas utama. Namun, harus ada persyaratan,” kata Miftah, seperti dilaporkan wartawan Republika Nur Hasan Murtiaji, Ahad (20/10).

Pihak maskapai memberikan persyaratan khusus bagi jamaah sakit yang ingin tanazul. Antara maskapai Garuda Indonesia dan Saudia Airline tidak sama.

Untuk maskapai Saudi, rekomendasi sakit harus dari rumah sakit pemerintah di Makkah, Madinah. Sedangkan/ untuk maskapai Garuda, persetujuan cukup dari Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).

Miftah memastikan, tidak ada biaya tambahan bagi jamaah sakit yang tanazul. Selain sakit, jamaah tanazul ada juga yang karena keperluan dinas, urusan keluarga, dan lainnya.

Ade Ardyanto, jamaah asal Solo, terpaksa pulang dini karena jatah cutinya sudah mepet. Perusahaannya tempat bekerja tak menoleransi tambahan cuti. Dia akhirnya bisa mendapatkan penerbangan pada 26 Oktober.

Di Jakarta, Kapten Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma (HPK) G Maliti mengatakan, pihaknya sudah siap menyambut kedatangan jamaah haji. Dari bandara Halim jamaah akan diarahkan ke Asrama Haji Pondok Gede (AHPG).

Humas AHPG mengatakah, jamaah yang datang ke AHPG tidak akan menginap lagi. Keluarga penjemput hanya boleh menunggu di luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement