Rabu 23 Oct 2013 14:59 WIB

Troli Jadi Sarana Transportasi Alternatif Jamaah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Masjidil Haram
Foto: erick yusuf
Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, ‪MAKKAH -- Troli yang biasanya digunakan untuk membawa barang, sayuran dan buah-buahan berubah fungsi saat musim haji. Troli ini digunakan untuk mengangkut jamaah dari dan ke Masjidil Haram.

Banyak jamaah asing, legal atau ilegal, menjadikan troli ini sebagai alat transportasi dan sumber pendapatan meski membahayakan. Saudi Gazette berkeliling daerah sekitar Masjidil Haram dan menemukan permintaan troli sangat tinggi.

Distrik Masfalah merupakan salah satu daerah tempat troli sangat dicari. Distrik ini terdiri dari sejumlah pemukiman, di antaranya Al-Hijla, Al-Misyal, Al-Kadwah, Al-Shibaika, Harat Al-Bab, Al-Ghazza, Al-Hafair dan Al-Qashlah.

Semua tempat tinggal tersebut dekat dengan Masjidil Haram. Sehingga para jamaah haji  tertarik menggunakan troli untuk cepat sampai ke Masjidil Haram.

Rasheed (50 tahun), seorang jamaah Maroko mengatakan, kakinya sakit dan dokter menyarankan agar ia tidak berjalan jauh. Awalnya ia ingin menggunakan bus umum. Namun karena kemacetan dan meningkatnya jumlah mobil dan orang-orang bus ini datang terlambat di Masjidil Haram. Akibatnya, Rasheed kerap melewatkan shalat.

"Saya terpaksa menggunakan troli yang lebih cepat dan lebih murah sebagai  sarana transportasi," katanya, Selasa (22/10).

Seorang jamaah dari Mesir Lutfi Al-Sayed mengatakan jarak antara pemondokannya di distrik Al-Masfalah dan Masjid Agung adalah 20 menit.

"Saya bisa menempuh perjalanan tersebut setiap saat, tapi masalah muncul ketika ibu saya yang berusia 60 tahun bersikeras untuk pergi dengan saya. Dia tidak bisa berjalan jadi saya harus menyewa mobil untuknya," katanya.

Al-Sayed ingat terakhir kali ia membawa ibunya ke Masjidil Haram dengan mobil dia tidak tahan berada lama di mobil karena macet. Dia meminta sopir untuk berhenti dan mendudukkan ibunya di pinggir jalan.

"Seorang pria Bangladesh yang mendorong troli tiba-tiba berhenti di dekat kami dan menawarkan membawa kami ke Masjidil Haram dengan harga yang murah. Saya setuju dan menempatkan ibu saya di troli," ujarnya.

Al-Sayed mengatakan sejak saat itu troli telah menjadi sarana transportasi favoritnya. Menurutnya, troli lebih murah dan lebih cepat karena mampu menembus kemacetan lalu lintas.

Serupa dengan Al-Sayed, seorang jamaah Saudi Magdi Afandi menggambarkan troli sebagai sarana transportasi yang cepat dan mudah. Ia justru mempertanyakan mengapa para pejabat yang bertanggung jawab atas haji tidak memikirkan untuk menggunakannya sebagai sarana transportasi bagi jamaah.

Ia mengatakan ia melihat sejumlah becak milik beberapa perusahaan Tawafa mengangkut jamaah ke Masjidil Haram. "Kendaraan ini kecil dan dapat bergerak bebas di antara mobil untuk mencapai tujuan dengan cepat," katanya.

Abdul Rasheed Arshad yang berasal dari Bangladesh mengatakan ia menarik ongkos sebesar 10 hingga 40 saudi riyal perjamaah tergantung jarak dari Masjidil Haram. Dia menambahkan pada jam sibuk harga akan mencapai 100 saudi riyal.

Arshad mengatakan ia mampu mengumpulkan lebih dari 250 saudi riyal setiap hari. "Jumlah ini bisa berlipat ganda ketika ada permintaan yang besar untuk layanan kami," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement