REPUBLIKA.CO.ID,
Bawaan yang disita kebanyakan air zamzam.
JEDDAH — Jamaah haji sepertinya masih mengabaikan imbauan agar tak membawa barang secara berlebihan.
Wakil Presiden Urusan Haji Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia di Jeddah, Hady Syahrean, mengatakan, kelebihan bagasi pesawat milik jamaah haji Indonesia yang berhasil diamankan petugas di Bandara King Abdul Aziz untuk satu kelompok terbang bisa mencapai 1,6 ton.
“Kebanyakan adalah air zamzam yang berusaha disimpan di bagasi, padahal sudah diberitahukan sebelumnya larangan membawa air di bagasi. Satu kloter dari Solo kelebihan bagasinya mencapai 1,6 ton,” katanya di Jeddah, Selasa (22/10).
Sesuai dengan aturan, jamaah dilarang melebihi batas maksimal muatan di bagasi seberat 32 kilogram.
Sedangkan, batas barang yang dibawa hanya tujuh kilogram.
Jika lebih dari itu, bawaan tersebut akan disita. Sejumlah barang yang diamankan, di antaranya mainan anak-anak, sajadah, kerudung, dan pakaian bekas yang sengaja dikeluarkan dari koper untuk mengurangi berat bagasi.
Kepala Daerah Kerja Jeddah Endang Jumali mengakui, banyaknya jamaah yang nekat menyembunyikan air zamzam tersebut membuat seluruh tas milik penumpang diperiksa petugas.
“Ada satu kloter dari SOC (Solo) yang seluruh barang bawaan mereka dibongkar semua karena menyembunyikan air zamzam,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, jamaah haji Indonesia banyak yang melanggar ketentuan batasan bagasi pesawat dan larangan membawa air zamzam sehingga dari sembilan kloter pertama yang diberangkatkan Senin (21/10), tidak kurang empat troli barang disita petugas bandara.
Tidak hanya dibagasi, puluhan tas tenteng yang melebihi batas maksimal berat tujuh kilogram juga terpaksa diamankan terlebih dahulu. Tas-tas tersebut, antara lain, milik jamaah Kloter 1 Jakarta, Kloter 1 Makassar, dan Kloter 1 Solo.
Petugas hanya membolehkan dua tas tentengan. Pertama, tas dada yang berisi dokumen dan tas resmi dari Garuda berwarna biru.
Namun, ada jamaah yang memaksa membawa satu atau dua tas tambahan sehingga terpaksa mereka memilah lagi barang apa yang harus dibawa dan mana yang harus ditinggalkan.
Wartawan Republika Yogi Ardhi melaporkan dari Jeddah, Arab Saudi, dua hari pertama pemulangan jamaah haji Indonesia, maskapai Garuda telah menyita dua ton air zamzam yang ditaruh di dalam koper bagasi jamaah.
Koordinator X-ray Garuda Indonesia Tarmidi di fasilitas City Check in Garuda di Madinatul Hujjaj Jeddah
mengungkapkan, jamaah haji “menyelundupkan” air zamzam dengan berbagai cara.
Mulai dari cara yang paling biasa dengan menyimpannya di botol bekas air mineral dan jeriken. Ada juga yang sedikit kreatif dengan menyamarkannya dalam kaleng bekas biskuit dengan harapan lolos dari pindaian sinar X.
Sayangnya, semuanya itu tidak lolos dari pantauan. “Air zamzam dalam pindaian sinar X akan berwarna lebih pekat. Sementara, air mineral biasa akan berwarna jingga,” ujar Tarmidi.
Petugas selanjutnya menyita kemasan-kemasan air zamzam tersebut dan menyerahkannya kepada petugas Daker Mekkah.
Berdasarkan standar keamanan penerbangan internasional, tindakan para jamaah ini bisa membahayakan
keselamatan penerbangan. “Garuda menyediakan air zamzam bagi para jamaah yang dibawa bersama bagasi jamaah haji,” ujarnya lagi.
Namun, jamaah di sektor 9 Makkah itu mengeluhkan sedikitnya jatah air zamzam dari Garuda. Menurut seorang jamaah, Saharudin (37 tahun), awalnya Garuda menjanjikan air zamzam 10 liter. Namun, diralat menjadi lima liter.
Sedangkan, untuk penerbangan Saudi Airlines, katanya, justru tetap menjanjikan 10 liter. “Mengapa harus beda? Ini tidak fair,” kata Saharudin, Selasa (22/10).
Jamaah lain, Sukri Muhammad asal Manokwari, mengusulkan, berat barang semestinya dihitung total karena mereka dalam satu rombongan. Kepala Daerah Kerja Makkah Kantor Urusan Haji Indonesia Arsyad Hidayat mengaku prihatin dengan adanya jamaah yang mencoba-coba mengakali larangan bagasi itu.
Padahal, tidak ada toleransi untuk soal bagasi tersebut. Menurutnya, petugas sudah berulang kali menyampaikan ketentuan tentang barang bawaan saat pulang kepada para jamaah.