REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Jamaah haji Uni Emirat Arab yang telah kembali dari Arab Saudi, tidak akan segera diperiksa kesehatannya terkait virus korona atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS).
Mereka baru akan diperiksa jika dirawat di rumah sakit karena menderita gejala flu. Menurut sebuah sumber di komite pengawasan penyebaran virus korona, keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan krisis virus akan segera berakhir.
"Sejauh ini sejak jamaah haji pulang pada Kamis dan Jumat, belum ada kasus yang terdeteksi. Kami memberi mereka waktu inkubasi selama dua pekan karena itu adalah periode terlama bagi virus untuk muncul. Krisis yang kami takutkan ini sudah hampir berakhir," ujar sumber itu, seperti dilansir Khaleej Times, Kamis (24/10).
Ia juga mengatakan sebanyak 12 rumah sakit di Dubai selalu melaporkan kasus yang dicurigai sebagai MERS setiap hari. Hingga kini belum ada laporan mengenai MERS. Jika terdapat dugaan terjadi infeksi virus, harus diinvestigasi dan dilaporkan dalam waktu 12 jam.
"Secara praktis, tidak mungkin untuk memeriksa setiap jamaah haji yang pulang karena jumlahnya ribuan. Namun, kelompok berisiko tinggi, seperti orang lanjut usia dan perempuan hamil yang datang ke rumah sakit dengan keluhan flu akan dimonitor dengan seksama. Sejauh ini semua baik-baik saja," katanya.
Pelaksanaan ibadah haji tahun ini dinilai kritis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena telah merenggut sedikitnya 58 nyawa sejak pertama kali muncul pada 2012. Sebagian besar korban berada di Arab Saudi.
UEA juga telah meminta orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis menunda pelaksanaan haji tahun ini. Gejala MERS mirip dengan flu biasa, seperti demam, merasa kedinginan, batuk, napas pendek dan otot sakit.
Gejala sakit pencernaan, termasuk diare, muntah dan bisa berujung pada kegagalan organ. Dua warga Uni Emirat Arab telah meninggal dunia akibat komplikasi yang disebabkan virus korona.