REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Seorang haji dari Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Tasmi'an bin Rasiman Siru, diduga menderita "suspect" Virus Corona. Lantaran saat diperika dengan "thermal scanner" diketahui suhu tubuhnya di atas 38 derajat celsius.
"Warga Bojonegoro yang tergabung dalam Kloter 7 itu datang di Asrama Haji Debarkasi Surabaya pada Rabu (23/10) pukul 21.35 WIB," kata Kepala Humas Kanwil Kemenag Jatim Fatchul Arief di Surabaya, Kamis (24/10).
Ia menjelaskan kecurigaan itu bermula dari dugaan saat jamaah haji dari Kloter 7 itu masuk Hall Mina dan ratusan orang itu pun menjalani pemeriksaan dengan alat deteksi suhu satu persatu. Kemudian terdeteksi satu orang haji yang diduga menderita "suspect" Virus Corona itu.
"Setelah terdeteksi, maka haji asal Bojonegoro itu langsung dilarikan ke RSUD dr Soetomo Surabaya guna mendapatkan perawatan secara intensif. Perkembangan terakhir belum kami ketahui, karena kami belum mendapat laporan dari pihak RSUD dr Soetomo," ujar Arief.
Informasi dari petugas kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya menyebutkan suhu normal bila terdeteksi di bawah 38 derajat celsius, namun bila di atas 38 derajat celsius maka patut diduga terpapar Virus Corona itu.
Hingga Kloter 7, haji yang datang di Debarkasi Surabaya sebanyak 3.143 orang dengan kedatangan kloter tercatat dua penerbangan lebih cepat datang dan lima penerbangan kloter yang lambat datang.
"Ada satu haji Bojonegoro dari Kloter 7 yang hingga kini masih dirawat di RS Monaelghiser, Jeddah, yakni Ngajiran bin Lamidjan yang dideteksi mengalami muntah darah. Namun, kami juga belum tahu perkembangan terakhir Pak Ngajiran," kata Arief.
Sebelumnya (22/10), seorang haji asal Kloter 2/Kabupaten Lamongan yang tertinggal di Mekkah karena sakit hingga rombongan kloter itu kembali ke Tanah Air (21/10). Haji asal Lamongan yang wafat di Mekkah itu bernama Asyah binti Supii (60).
"Almarhumah meninggal dunia pada 22 Oktober pukul 01.35 WAS (waktu Arab Saudi) atau selisih sehari setelah rombongannya tiba di Tanah Air (21/10). Asyah binti Supii meninggal dunia karena 'septian shock' dan akhirnya dimakamkan di Syarayi, Mekkah," katanya.
Haji asal Debarkasi Surabaya yang meninggal dunia hingga kini tercatat 15 orang dari Lamongan, Pamekasan, Lumajang, dan sebagainya.
Data PPIH Derbakasi Surabaya mencatat proses kedatangan untuk 64 kloter berlangsung mulai 21 Oktober hingga 18 November