REPUBLIKA.CO.ID, -- Jabal Tsur memang hanya sebuah bukit batu dengan beberapa gua di dalamnya. Namun, di dalam gua inilah sebuah sejarah tertoreh dan membuktikan kekuatan Allah SWT bagi hambaNya yang berada dalam kesulitan.
Dalam buku Makkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim yang ditulis oleh Zuhairi Misrawi dijelaskan bahwa Jabal Tsur berada di sekitar empat km di sebelah selatan Masjidil Haram.
Tingginya sekitar 747 meter dari permukaan laut dan 458 dari permukaan bukit. Bentuk Gua Tsur ini seperti perahu, dari batang gua hingga ke atasnya sangat sempit. Tingginya sekitar 1,25 meter.
Panjangnya sekitar 3,5 meter dan lebarnya sekitar 3,5 meter. Ada dua pintu masuk menuju gua ini, yaitu di sebelah timur dan sebelah barat.
Satu pintu dari sebelah barat adalah tempat Rasulullah masuk. Pintu itu hanya dapat dimasuki oleh seseorang dengan menempelkan pertunya.
Dalam buku Sejarah Kota Makkah karangan Muhammad Ilyan Abdul Ghani diterangkan, pintu itu diperluas pada awal abad ke-9 Hijriyah dan berakhir pada abad ke-13 H.
Sementara, pintu yang kedua lebih luas. Pintu ini dibuat untuk memu dahkan orang masuk dan keluar dari gua. Kemiringan bukit ini sekitar 45 atau 50 derajat.
Sebenarnya, Pemerintah Arab Saudi tak menganjurkan para jamaah untuk mendaki Jabal Tsur ini hingga ke puncak dengan alasan keamanan. Para ja maah bisa memandanginya dari bawah.
Namun, bagi para jamaah haji yang ingin mengunjunginya, sebenarnya bisa mendaki gunung ini dengan mudah karena kontur batu-batunya terlihat membentuk seperti anak tangga.
Banyak pula pedagang di sepanjang jalur pendakian yang menyediakan minuman panas atau makanan instan. Dalam keadaan normal, Jabal Tsur bisa didaki dalam waktu sekitar 1,5 jam.
Namun, disarankan untuk mengunjunginya saat pagi hari karena jika siang hari, perjalanan akan terasa lebih berat karena teriknya matahari.