REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Maskapai Garuda Indonesia akan mengupayakan agar tahun depan jamaah haji yang diangkutnya mendapatkan jatah air zamzam 10 liter. Namun, jatah ini juga terkait dengan izin pemerintah Arab Saudi.
"Kami melihat penerbangan Saudi dan Mesir menggunakan empty flight untuk mengangkut air zamzam," kata Hady Syahrean, Vice President Haji, VVIP and Charter Garuda Indonesia, Jumat (25/10).
Garuda memberi jatah air zamzam 5 liter per jamaah. Musim haji tahun ini maskapai nasional ini sempat mengumumkan akan memberi jatah 10 lliter sebelum akhirnya mengembalikan kebijakannya ke jatah semula.
Kebijakan tersebut sempat mendapat protes dari jamaah. Apalagi, jamaah yang diterbangkan dengan Saudi Airlines akan mendapat jatah 10 liter.
"Awalnya memang dimungkinkan membawa 10 liter per jamaah untuk onboard dan empty flight, namun ada miscommunication dengan pihak gaca (otorita penerbangan Saudi). Sampai akhirnya tidak ada kepastian," kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu, Jumat. "Mudah-mudahan tahun depan per jamaah bisa mendapat 10 liter."
Masalah keterbatasan kapasitas juga menjadi alasan. Untuk penerbangan haji, Garuda mengoperasikan 12 pesawat, terdiri dari dua pesawat Boeing 747, satu pesawat 777, dan sembilan Airbus 330.
"Bayangkan, kalau untuk satu kloter Solo misalnya, jika kita memaksa menambah jatah 5 liter menjadi 10 liter maka kita harus menambah daya angkut 1,8 ton. Kita tidak bisa," kata Hardy.