REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kelak, jamaah haji gelombang kedua yang terbang ke Madinah dapat pulang langsung ke Tanah Air. Saat ini baru beberapa kloter saja yang pulang langsung tanpa melalui proses transit melalui Jeddah.
"Untuk pertama kalinya kloter JKG (debarkasi Jakarta) dan MES (debarkasi Medan) dapat pulang langsung dari Madinah. Nanti semakin lama jamaah gelombang dua bisa pulang langsung dari Madinah," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Anggito Abimanyu, akhir pekan ini.
"Kasihan jamaah jika harus ke Jeddah dahulu untuk pulang ke Indonesia," tambahnya.
Jamaah haji gelombang kedua mulai diberangkatkan ke Madinah pada Kamis (24/10). Mereka menjalani ibadah arbain sebelum pulang ke Indonesia dari Madinah atau pun melalui Jeddah.
Namun, jika jamaah harus ke Jeddah dahulu sebelum terbang ke Tanah Air, kata Anggito, mereka akan kelelahan. Perjalanan dari Madinah ke Jeddah memang memakan waktu 5-6 jam dengan bus. Mereka yang berangkat dari Jeddah akan mendapat fasilitas hotel transito sebelum diterbangkan ke Indonesia.
Sementara itu di Bandara King Abdulaziz Jeddah masih berlangsung pemulangan jamaah gelombang pertama yang dijadwalkan berlangsung 20 Oktober sampai 3 November. Untuk pertama kalinya, mereka tidak akan menggunakan hotel transito. Namun, Anggito optimistis bahwa tidak akan ada penumpukan di bandara Jeddah jika terjadi keterlambatan pesawat.
Hady Syahrean, Vice President Haji, VVIP and Charter Garuda Indonesia, mengatakan pada Jumat lalu bahwa penundaan terlama untuk penerbangan haji ke Indonesia adalah tiga jam. "Masalahnya pada refueling dan fasilitas pengangkutan penumpang dengan bus, menuju pesawat. Itu lama," kata Hardy.
Namun, penundaan itu dinilai lebih baik dari pada tahun lalu. Saat itu, penundaan terkadang mencapai 5 hingga 6 jam jam. Tahun ini Garuda menargetkan on time performance atau ketepatan waktu penerbangan mencapai 70 persen.