REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Marketing dan Pelaksana Biro Haji dan Umrah Maktour, Muhammad Rocky al-Masyhur terdiam. Jemarinya terus menempel di wajah, saat melakukan evaluasi sebuah permasalahan.
Pihaknya pernah kecewa, karena kehabisan tempat duduk Pesawat Saudi Airlines. Sementara jamaah umrahnya sudah membayar penuh.
Rocky bertanya-tanya, bagaimana bisa kehabisan tempat duduk. Dia kemudian mendapat laporan ada permainan calo umrah dan haji yang beterbaran.
Calo, jelas Rocky, berjalan sendiri. Kinerja calo, tidak mengatasnamakan biro haji dan umrah. Dia hanya melayani penumpang umrah yang kemudian diurus pemesanan tiket pesawat.
"Calo bisa menaikkan harga tiket semaunya. Jamaah umrah bisa dimintai uang mulai dua kali hingga tiga kali. Bahkan lebih," paparnya di Jakarta, Selasa (5/11).
Pihaknya memprihatinkan maraknya calo seperti itu. Jamaah yang seharusnya mengikuti umrah dan haji lewat jalur resmi, justru melalui jalur tidak resmi alias jalur yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Rocky mengungkapkan, kalau berurusan sama calo, maka segala sesuatunya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. Jamaah jelas dirugikan baik waktu maupun materi. Calo menang, dan mendapat untung banyak.
Pihaknya berinisiatif memangkas wewenang calo. Kali ini Rocky langsung mencharter Pesawat Saudi Airlines. Tujuannya untuk memaksimalkan diri melayani lebih dari seratus ribu jamaah umrah.
Selain Saudi Airlines, pihaknya juga menggunakan jasa penerbangan maskapai Emirates, Ettihad, dan Garuda Indonesia.
Biaya yang dikeluarkan cukup besar. Namun bagi pihaknya hal itu tidak masalah. "Yang penting jamaah dapat beribadah dengan khusyuk," paparnya.
Sekjen Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Amphuri), Artha Hanif, menyatakan permainan calo seperti itu tidak beretika. Mereka hanya mencari keuntungan.
Sementara dari biro haji dan umrah terjun membantu masyarakat. "Kami berbeda," imbuhnya. Ketika masyarakat sudah memiliki kematangan niat berhaji dan umrah kemudian ditopang dengan rizki yang cukup, maka pihaknya siap melayani.
Pihaknya berharap tidak ada lagi insiden kehabisan tempat duduk. Pihak maskapai seharusnya dapat maksimal menyediakan fasilitas dan layanan bagi jamaah umrah dan haji Indonesia.
Harus diingat, jelasnya, masyarakat Indonesia yang ke Arab Saudi tidak hanya untuk berwisata, tapi juga beribadah. "Jumlah kami terbesar di dunia," paparnya.
Wakil Presiden Saudi Airlines bidang Haji dan Umrah, Abdurrahman Saad Hajar, menyatakan terus melakukan evaluasi.
Pihaknya akan memaksimalkan pelayanan bagi para jamaah haji dan umrah yang menggunakan jaya penerbangannya. "Kami akan lebih memaksimalkan lagi," ujarnya menjelaskan.
Pihaknya menyadari Indonesia memiliki jumlah Muslim yang sangat banyak. Mereka kerap melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk beribadah. "Kami menyadari itu. Kami berusaha untuk melayani dengan baik-baiknya," imbuhnya.