Jumat 22 Aug 2014 08:24 WIB

Ini Empat Tips Jadi Haji Sehat dan Mabrur

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Erik Purnama Putra
Ritual Tawaf yang dilakukan jamaah haji atau umrah dengan mengelilingi Kabah tujuh kali.
Foto: Republika/Erik PP
Ritual Tawaf yang dilakukan jamaah haji atau umrah dengan mengelilingi Kabah tujuh kali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjadi haji yang sehat dan mabrur merupakan hal yang diidamkan oleh para jamaah haji yang akan menunaikan ibadah haji, Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri dan sudah berkali-kali menjadi pembimbing haji dan umroh dr Probosuseno, SpPD-KGer, FINASIM memberikan beberapa kiat dengan membuat akronim 'HAJI' yakni: 

1. Harta

Harta dibutuhkan supaya dapat berangkat ibadah haji, harta tersebut ada yang dari penghasilannya sendiri (menabung) ada yang asalnya dari orang lain (keluarga, lembaga, pemerintah).

2. Aman dan Akhlaq.

Keamanan dalam perjalanan dan ditempat ibadah atau yang terkait adalah syarat mutlak prosesi iabadah haji. Akhlaq yang baik para jamaah haji sangat mendukung kenyamanan dan kesempurnaan ibadah haji.

3. Jasmani

Jasmani yang kuat mutlak diperlukankan karena ibadah haji itu merupakan ibadah fisik plus psikologis). ''Sebaiknya fisik dan psikologis disiapkan secara dini agar kuat (mampu) melaksanakan tawaf, sai, berwukuf di Arofah, mabid di Muzdaifah, Mina, dan lain-lain.

Karena itu bagi yang menyandang sakit sebelum berangkat seperti jantung koroner, Diabetes Mellitus, Hipertensi, pelupa dan lain-lain perlu menyiapkan kondisinya semaksimal mungkin.

Situasi dan kondisi dalam proses ibadah haji seringkali mempengaruhi derajat kekuatan (kesehatan).  Jamaah haji perlu makan-minum yang cukup (haus atau tidak tetap minum yakni kira-kira satu jam satu gelas sewaktu tidak tidur.

Karena itu membawa alat bekal makan-minum sangat diperlukan. Jika perlu membawa makanan dan minuman kesenangannya dari tanah air (dimasukkan dalam koper). "Para ahli sansur (sanitasi dan surveilens) sering berpesan: waspada makanan basi," ujarnya. Tidur yang cukup dan usir stres dengan banyak do’a zikir merupakan hal yang penting diperhatikan,

Selain itu, kata dr Probo--panggilan akrab dr Probosuseno, SpPD-KGer, Finasim--menambahkan, taati aturan dari petugas kesehatan (memakai masker, cuci tangan, Test kondisi fisik (dengan alat test yag tepat) dan tingkatkan kebugaran dengan olahraga yang tepat yang tidak berisiko.

Mendekatkan diri pada Allah SWT dengan sholat, syukur, doa, zikir, sedekah (shodaqoh), dan lain-lain dan selalu memohon perlindungan Allah SWT.

4. Ilmu manasik hajinya cukup.

Setiap yang berhaji atau umroh harus berusaha membekali diri dengan ilmu agama yang cukup (bagi yang belum bisa membaca huruf Arab sebaiknya membuat catatan dengan huruf latin, dan bagi yang buta huruf dilatih sampai hafal (atau bersama dengan orang yang bisa).

Karena itu perlu latihan simulasi berkali-kali sampai paham. Hal ini perlu sekali untuk berjaga-jaga agar bisa mandiri dan sah secara syariat, seandainya terpisah dengan pembimbing ibadah haji.  Ilmu manasik haji untuk lansia sebaiknya yang pokok-pokok (rukun dan wajib), jika mampu baru ditambah yang sunah, saran dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement