REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasehat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Mohammad Rocky mengingatkan para calon jamaah haji untuk mewaspadai adanya tawaran mendapatkan visa haji untuk melaksanakan ibadah haji.
''Akhir-akhir ini, sejumlah oknum menjanjikan akan mendapatkan visa haji untuk tahun ini. Ini semua, tidak benar. Karena visa haji yang ada hanya di pemerintah maksudnya Kementrian Agama,'' jelas Rocky kepada Republika di Jakarta, Rabu (27/8).
Menurut Rocky, tidak ada visa selain yang dikelola oleh pemerintah. ''Jadi, masyarakat harus waspada jika ada tawaran yang mejanjikan memudahkan adanya visa haji ke Tanah Suci,'' jelasnya mengingatkan.
Ia menyebutkan, belakangan ini banyak foto copy yang beredar di masyarakat yang menyebutkan ada sekitar 6000 visa haji akan diberikan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk calon jamaah haji Indonesia.
''Biasanya, untuk satu visa haji lengkap dengan biaya pemondokan dan penerbangan ditawarkan seharga 6000 sampai 7000 dolar AS kepada calon jamaah haji,'' ungkap Mohammad Rocky.
Mohammad Rocky berharap, masyarakat Indonesia yang berminat menunaikan ibadah haji untuk bersikap hati-hati terhadap tawaran visa haji tersebut.
Untuk meyakinkan paca calon jamaah haji bahwa ia akan diberangkatkan ke Tanah Suci, ungkap Rocky, oknum tersebut meminta paspor teerlebih dahulu kepada calon jamaah haji.
''Setelah paspor dipegang oleh oknum, calon jamaah haji diminta untuk membayar uang muka sebesar 50 persen. Akhirnya, uang tidak kembali, paspor pun hilang. Ini yang harus diwaspadai para calon jamaah haji.'' ujar Rocky mengingatkan.
Yang mengerikan, sambung pria kelahiran Makassar itu, paspor tersebut kadang digunakan orang-orang yang tidak bertanggungjawab . ''Kita harapkan masyarakat bersikap hati-hati dan tidak mudah tergoda dengan alasan kemudahan mendapatkan visa haji.''
Jika itu terjadi, Mohammad Rocky, menyarankan hendaknya calon jamaah haji segera melapor kepada pihak berwajib. ''Mengingat paspor adalah dokumen negara, jangan sampai disalahgunakan,'' paparnya.