Rabu 27 Aug 2014 09:15 WIB

Waspadai Visa Haji Menggiurkan (2)

Salah seorang calon haji mengambil visa haji usai disuntik vaksin meningitis. Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi telah mewajibkan negara-negara yang mengirimkan jamaah haji untuk memberikan vaksinasi sebagai syarat pokok pengurusan visa haji dan umr
Foto: ANTARA/Lucky R/ca
Salah seorang calon haji mengambil visa haji usai disuntik vaksin meningitis. Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi telah mewajibkan negara-negara yang mengirimkan jamaah haji untuk memberikan vaksinasi sebagai syarat pokok pengurusan visa haji dan umr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasehat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Mohammad Rocky, mengungkapkan alasan kenapa masyarakat begitu mudah tergiur dengan tawaran kemudahan mendapatkan visa haji.

''Buat masyarakat Indonesia apalagi masyarakat pedesaan, saat ini memang sangat mudah tergiur tawaran mendapatkan visa haji. Kenapa? Karena panjangnya antrean calon jamaah untuk bisa berangkat ke Tanah Suci,'' jelasnya kepada Republika, Rabu (27/8).

Dalam pengamatan Mohammad Rocky, yang banyak menjadi sasaran empuk oknum penawaran visa haji, adalah masyarakat sepuh yang kurang mendapatkan informasi. ''Juga disebabkan oleh terlalu lamanya menunggu antren keberangkatan ke Tanah Suci.''

Mengingat usia mereka yang tidak lagi muda, maka begitu mendapatkan tawaran kemudahan mendapatkan visa haji oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, ia langsung menerima. ''Padahal, sesungguhnya itu hanya tawaran palsu, karena visa haji hanya dikelola oleh pemerintah,'' jelasnya.

Tidak sedikit, menurut Rocky, untuk meyakinkan keluarga dan masyarakat, calon haji yang menjadi korban penipuan tawaran mendapatkan visa haji diberangkatkan oleh oknum ke Jakarta atau pun ke Malaysia dan Yaman.

''Seakan-akan, calon jamaah haji tersebut berangkat ke Tanah Suci supaya diketahui keluarga dan masyarakat sekitar. Padahal, sesungguhnya mereka hanya tinggal di Jakarta atau Malaysia dan Yaman selama musim haji. Begitu musim haji selesai, mereka pun kembali ke daerahnya.''

Begitu para calon jamaah haji mendarat di Bandara Yaman dan melihat banyak warga yang mengenakan pakaian gamis. mereka merasa seakan-akan sudah sampai di Tanah Suci.

Lalu dikatakan oleh oknum penipu tersebut, bandara sudah closing date (sudah tutup). Artinya, kesempatan menunaikan ibadah haji ke Makkah dan Madinah, sudah tertutup, lalu mereka kembali ke Tanah Air.

Modus-modus seperti ini, ungkap Rocy, adalah cara licik para penipu untuk menghindari sanksi hukum dengan mengatakan, ''Kami sudah berusaha memberangkatkan para calon jamaah dari Tanah Air, dengan alasan belum ada panggilan ke Tanah Suci.''

Setelah tidak ada kepastian keberangkatan ke Tanah Suci, para calon jamaah haji yang tertipu, dijanjikan oleh oknum tersebut, bakal diberangkatkan ke Tanah Suci tahun depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement