REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 518 calon jamaah haji asal Nusa Tenggara Timur menjalani pembinaan dan simulasi manasik haji atau tata cara berhaji guna memberikan gambaran untuk memudahkan pelaksanaan ibadah di Tanah Suci Mekkah nanti.
"Gambaran situasi dan kondisi pada saat tawaf, sai, wukuf, dengan mengeliling kakbah dan melempar jumrah ini penting diketahui calon haji, untuk memperlancar jalannya ibadah ketika berada di Tanah Suci," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama Nusa Tenggara Timur, Drs H Syamsul Ma'arif, di Kupang, Kamis (28/8).
Menurut dia, manasik perlu bagi calon haji untuk mempelajari dan menguasai pengetahuan yang harus dipatuhi oleh para calon haji seperti tempat tinggal sementara, mobilitas selama di Tanah Suci, dan apa yang harus dilakukan oleh setiap calon haji mulai dari soal pakaian, sampai masalah kesehatan.
Hal-hal ini yang menjadi alasan mengapa setiap menjelang keberangkatan jamaah untuk menunaikan ibadah haji, selalu diberi pembekalan dan pembinaan baik jasmani maupun rohani. "Pembinaan calhaj NTT dilakukan dalam dua fase, pembinaan intensif, yaitu enam kali pertemuan di tingkat kecamatan, dan empat kali pertemuan di tingkat kabupaten/kota asal calon jamaah haji, termasuk kegiatan pembinaan dalam bentuk praktik massal," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Haji dan Umroh Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT Gafur Jafar, mengatakan pada tahun haji 1435 Hijriah/2014 M, pemerintah pusat mengalokasikan kuota haji bagi NTT sebanyak 520 orang dengan perincian 518 calon haji reguler dan dua orang calon haji khusus sebagai pendamping.
"Semua telah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 1435 Hijriah, sehingga saat ini siap terbang menuju Tanah Suci guna menunaikan ibadah itu," ujarnya.
Ia menyebut dari total tersebut tersebar di 21 kabupaten/kota di NTT itu jumlah terbanyak berasal dari Kota Kupang yaitu 143 orang dan sisanya tersebar di 21 kabupaten/kota dalam wilayah berpenduduk 4,8 juta jiwa itu.
Jumlah tersebut (518 orang) setelah ada pengurangan kuota sebanyak 20 persen dari tahun sebelumnya, sehingga dari total 650 orang diberangkatkan 518 orang dari 21 kabupaten/kota di NTT dengan jumlah terbanyak berasal dari Kota Kupang," katanya.
Jadi, menurut dia, dari total yang akan berangkat tahun ini merupakan peserta haji yang dari 20 persen tahun lalu, ditambah 60 persennya dari kuota sekarang. Ia mengatakan banyaknya calon haji dari Kota Kupang itu, selain karena merupakan ibu kota provinsi NTT, di wilayah berjuluk "Kota Kasih" itu terhimpun berbagai suku dan agama dengan tingkat penghasilan ekonominya lebih memadai ketimbang kabupaten lain di NTT.
Maka, menurut dia, wajar saja jika dari tahun ke tahun jumlah calon jamaah haji yang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci lebih banyak dari kabupaten lainnya di daerah berbasis kepulauan itu. Dia menyebut kabupaten Ende dan Manggarai Barat merupakan daerah yang menduduki posisi kedua dan ketiga dalam mengirimkan calon jamaah haji untuk melaksanakan umrah ke Tanah Suci dengan jumlah 58 dan 53 orang.
Menyusul Kabupaten Sikka sebanyak 42 orang dan Kabupaten Manggarai 33 orang, Sumba Barat 27 orang dan Alor 24 orang, Ngada 21 orang, Timor Tengah Selatan 19 orang dan sisanya di Kabupaten Timor Tengah Utara, Flores Timur, Kabupaten Kupang, Sumba Timur, Lembata dan Rote Ndao.