Ahad 31 Aug 2014 10:06 WIB

Antusiasme dan Berkah Musim Haji

Calon jamaah haji kelompok terbang (kloter) 13 asal DKI Jakarta berjalan menuju bus saat pemberangkatan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta,
Foto: Republika/Yasin Habibi
Calon jamaah haji kelompok terbang (kloter) 13 asal DKI Jakarta berjalan menuju bus saat pemberangkatan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA) No 64 Tahun 2014 tentang Penetapan Kuota Haji 1435 H/2014 M terungkap jumlah haji Indonesia sebanyak 168.800 orang yang terdiri atas kuota haji regular sebanyak 155.200 orang dan kuota haji khusus 13.600 orang.

KMA itu juga merinci penetapan kuota haji regular terdiri atas kuota jamaah haji provinsi sebanyak 154.049 orang dan kuota petugas haji daerah sebanyak 1.151 orang. Sedangkan kuota haji khusus terdiri atas 12.899 jamaah haji khusus dan 701 untuk petugas haji khusus.

Dapat dibayangkan jika seorang pergi haji dan kemudian masuk asrama yang mengantar satu atau dua bus (satu bus 50 penumpang), kemacetan jalan raya dan masuk wilayah asrama haji bakal tak dapat dihindari. Asrama haji juga berubah, selain sebagai penampungan jemaah untuk sementara tapi juga menjadi pusat kegiatan para pedagang.

Kemacetan pemberangkatan, termasuk ketika jemaah haji kembali ke Tanah Air, menjadi rutinitas tahunan. Yang pergi haji seorang, tapi rombongan dari yang menunaikan ibadah haji itu demikian banyak. Keadaan itu bukan saja terjadi di Jakarta, juga beberapa daerah lain seperti Makasar, Lombok, Aceh, Banjarmasin, Balikpapan, Batam, Medan, Padang, Palembang, Solo, Surabaya. dan Jakarta.

Kebanyakan pengantar berangkat haji terdiri atas para ibu. Mereka mengenakan kain, berkerudung. Ada yang tampil "keren", bergaya dan berkaca mata hitam. Tapi ada di antara mereka mengenakan sandal jepit, sisik tembakau menyirih masih menempel di bibir.

Sementara kelompok lelaki banyak di antaranya mengenakan kopiah putih dan hitam lusuh, mengenakan baju lusuh dan tak ketinggalan beralas kaki lusuh pula. Ada pula mengenakan celana ngantung dengan tampilan seperti seorang ustadz berjenggot brewok.

Mereka itu adalah para pengantar calon jemaah haji yang segera bertolak ke Tanah Suci. Penampilan mereka, terlihat bersahaja dan ikut mengantar dengan rasa ikhlas. Seperti pada musim haji tahun sebelumnya, banyak calon jemaah haji masuk ke asrama haji tersebut untuk menjalani pengecekan dokumen, kesehatan dan hal lainnya.

Umumnya para pengantar jemaah haji ini berasal dari kelompok pengajian daerah masing-masing. Di Jakarta, meski sudah memperoleh predikat sebagai kota metropolitan, akan terasa "paradoks" jika menyaksikan pemandangan para pengantar haji. Para pengantar berasal dari berbagai strata sosial, namun mereka merasa yakin bahwa mengantar dan mendoakan orang berangkat haji bakal menuai pahala besar.

Pemandangan ini akan kembali terlihat saat kepulangan jemaah haji usai Idul Adha. Penyambutan pemulangan jemaah haji, termasuk di berbagai daerah, tentu bakal ramai pula. Di kawasan pinggiran Jakarta biasanya ditandai membakar petasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement