REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Lebih dari 1.000 dai dan penerjemah akan bekerja sepanjang waktu guna membimbing jamaah haji. Melalui bimbingan itu, harapannya jamaah haji dapat melaksanakan ritual haji dengan baik dan benar.
"Kementerian saat ini merekrut lebih dari 1.000 dai dan juru untuk melakukan kegiatan kesadaran Islam," kata
Tawfiq Al-Sudairy, wakil di Kementerian Urusan Islam, seperti dilansir Arabnews.com, Ahad (31/8).
Al-Sudairy mejelaskan program itu akan mencakup wilayah Makkah, Madinah dan tempat lain yang menjadi titik keramaian jamaah haji. "Mereka akan menggunakan cara yang disesuaikan dengan jamaah. Ini termasuk, penggunaan bahasa," kata dia.
Di masa lalu, kementerian meminta bantuan dari mahasiswa di universitas Islam untuk bekerja sebagai penerjemah dalam 20 bahasa, mempersiapkan bahan-bahan untuk media dalam 13 bahasa, operator telepon dalam delapan bahasa dan mempersiapkan publikasi dalam 32 bahasa.
Layanan ini dilakukan oleh para ahli yang kompeten 24 jam sehari. Mereka menerima ribuan telepon dari Kerajaan dan luar negeri. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab dalam bahasa Prancis, Turki, Urdu, Indonesia dan Bengali serta bahasa Arab dan Inggris.
Saat ini, Kementeria sedikit mengubah kebejakannya dengan membentuk Komisi untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan. Melalui komisi itu dipilihlah para dai dan penerjemah yang disaring secara ketat. Mulai dari prestasi pendidikan, kemampuan bahasa, dan pengalaman kerja.