Ahad 31 Aug 2014 14:24 WIB

Calon Haji Diminta Laporkan Praktik Pungli di Asrama Haji

Rep: c78/ Red: Maman Sudiaman
 Petugas mengecek kesiapan kamar calon jamaah di asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Jumat (29/8). (Republika/Tahta Aidilla)
Petugas mengecek kesiapan kamar calon jamaah di asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Jumat (29/8). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —- Kementerian Agama menimbang perlunya ada kerja sama semua pihak dalam memberantas dugaan praktik pungutan liar (pungli) . Mengatasi hal itu, Kemenag haji menegaskan kepada para calon haji (calhaj) tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Selanjutnya petugas di asrama haji siap memberikan pelayanannya hingga menjelang keberangkatan calhaj pada Senin (1/9).

Terkait praktik pungutan liar (pungli) para calhaj diminta kerja sama dengan petugas. Caranya dengan melakukan pengawasan oleh seluruh calhaj serta para petugas. 

“Tidak ada biaya tambahan, tidak boleh ada pungli,” tegas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU), Abdul Djamil kepada Republika, Ahad (31/8). Jika selama berada di asrama ada oknum petugas yang memungut biaya atas nama pelayanan, lanjut dia, maka harus ditolak dan segera dilaporkan untuk kemudian ditindaklanjuti.

Calhaj, lanjut dia, akan diarahkan agar fokus dalam persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Suci nanti. Maka, segala hal yang akan mengganggu kekhusukan ibadah mereka harus diminimalisir. Begitu pun soal pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan, kata dia, telah siap mengawal para jamaah.

Begitu pun dalam penjagaan para calhaj dari MERS CoV dan Ebola, rupanya para calhaj tidak diberikan vaksin khusus. Namun, Djamil menegaskan, petugas kesehatan berkomitmen agar kondisi fisik jamaah tetap terjaga, sehingga kuat menangkal masuknya virus dan penyakit apapun.

“Kalau jamaah prima, maka itu akan menjadi daya tangkal sendiri terhadap virus apapun,” ujarnya. Di sisi lain, meski para petugas tetap siaga, ia meminta seluruh pihak dan media tidak memancing kpanikan soal virus-virus tersebut, agar kekhusukan jamaah terjaga.

Ditanya soal distribusi obat-obatan yang tertahan di bandara King Abdul Aziz, Djamil mengaku belum mengetahui hal itu. Namun, ia akan segera mengeceknya untuk dicarikan penyelsaiannya. Ia menduga, tertahannya berton-ton obat-obatan untuk jamaah terkait masalah penjagaan keamanan Negara tersebut. “Karena mungkin mereka meningkatkan penjagaan keamanan atas respons dari ISIS, misalnya,” ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement