Senin 01 Sep 2014 14:42 WIB

Serba Pertama di Tanah Suci (2)

Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.
Foto: Antara/Ampelsa
Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Saya dan petugas PPIH kemudian diarahkan ke dua loket untuk memeriksa barcode dan paspor. Barcode ini adalah syarat kami sudah membayar biaya pelayanan haji. Bila tak ada barcode, kami diminta membayar 230 dolar AS.

Tuntas urusan imigrasi, kami mengenakkan kain ihram di ruang tunggu bandara, yang berdekatan dengan parkiran bus haji. Karena masih sekitar pukul 02.00 WAS, saya dan beberapa petugas menyempatkan shalat tahajud.

Sekitar 45 menit kemudian, kami naik bus besar kapasitas 50 penumpang menuju Makkah untuk berumrah. Kami berniat umrah di dalam bus.

Setelah menikmati 1,5 jam perjalanan bus dari Bandara KAIA, kami tiba di hotel transit. Hotel yang biasa disebut hotel kuning ini (karena dindingnya berwarna kuning) hanya berjarak 1 km dari Masjidil Haram.

Usai menaruh tas di kamar hotel serta merapikan pakaian ihram, rombongan petugas PPIH diangkut empat kendaraan van menuju Masjidil Haram.

Saya kembali berucap "Alhamdulillah" serta "Subhanallah" saat pertama kali menginjakkan kaki di kompleks pelataran Masjidi Haram. Sepanjang mata memandang, saya dibuat takjub.

Eskalator yang membawa kami langsung mengarah di depan Burj Zam-Zam atau Tower Zam-Zam. Ada jam raksasa di puncak tower ini. Salah satu landmark yang ikonik di area Masjidil Haram.

Pandangan saya alihkan ke bangunan mewah nan indah bernama Dar Al Tawhid. Setelah itu meminum air zam-zam langsung dari Tanah Suci.

Di Masjidil Haram, rombongan petugas PPIH dipecah jadi kelompok kecil. Masing-masing kelompok sekitar 20-30 orang agar memudahkan menjalani ibadah umrah. Saya dan rombongan memasuki area Ka'bah melalui Pintu Raja Al Fad.

"Subhanallah. Allahu Akbar". Ucapan ini spontan meluncur lagi saat pertama kali mellihat Ka'bah. Saya panjatkan doa melihat Ka'bah.

Saya dan rombongan mengawali ibadah Umrah sekitar pukul 07.15 WAS. Tujuh putaran thawaf sudah kami jalani. Selanjutnya, Shalat thawaf dan berdoa di belakang Maqam Ibrahim.

Saya panjatkan doa-doa terbaik, untuk diri sendiri, keluarga, kolega di perusahaan, rekan-rekan serta umat Islam di Indonesia. Juga tak lupa menyematkan doa-doa titipan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement