REPUBLIKA.CO.ID, MEKAH -- Sekitar 60.000 petugas keamanan berencana diturunkan untuk menjaga tempat suci selama musim haji. Hal ini demi memastikan keamanan para jamaah tahun ini.
Direktur Keamanan Umum, Mayjen Osman Al-Mahraj, mengatakan, pasukan ini akan ditempatkan di Mina, Arafat, serta Muzdalifah, untuk menjamin keamanan jamaah dan memungkinkan mereka melakukan ritual mereka dengan kemudahan dan kenyamanan.
Mengutip Saudi Gazette, Rabu (3/9) Direktur Keamanan Umum di Pusat Informasi Nasional telah membuka layanan elektronik khusus untuk pemeriksaan visa haji.
“Layanan canggih baru ini akan mencegah visa palsu dan akan menghemat banyak waktu bagi para pejabat paspor dalam membaca data izin dan pemeriksaan keaslian dengan cepat,” katanya.
Al-Mahraj mengatakan, sesuai dengan sistem, polisi paspor juga akan dapat membaca kode bar pada mini-bus untuk memastikan bahwa semua jamaah di dalam kendaraan memiliki visa haji otentik. “Polisi paspor tidak lagi perlu naik ke kendaraan untuk memeriksa visa haji setiap jamaah secara individual,” katanya.
Direktur itu menambahkan, hanya kendaraan dengan 25 penumpang atau lebih yang akan diizinkan memasuki Makkah dan tempat suci. Sedangkan, Direktur Jenderal Paspor (Jawazat) Mayjen. Sulaiman Bin Abdulaziz Al-Yahya menjelaskan, polisi paspor telah dilatih menggunakan peralatan modern demi mengatasi pemalsuan.
“Polisi paspor telah disertakan memahami komputer terbaru untuk memproses prosedur jamaah dengan cepat dan efisien,” katanya. Al-Yahya meminta semua warga, Saudi dan ekspatriat, untuk memperoleh visa dan izin haji sebelum mereka mulai beribadah. Kalau tidak memiliki, mereka akan dipulangkan.
Dia memperingatkan terhadap kendaraan mengangkut ekspatriat ilegal ke Mekkah atau tempat suci. Pelanggar akan dihukum berat. Al-Yahya menyebutkan, komite polisi paspor khusus didirikan di Makkah dan Taif untuk menahan para pelanggar di tempat suci.