REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Masjidil Haram di Makkah, Kamis (4/9) dini hari mulai dipadati jamaah dari berbagai negara di dunia yang ingin melakukan shalat wajib atau tawaf (berkeliling Kabah sebanyak tujuh kali).
Jamaah sudah berdatangan ke Masjidil Haram sejak sebelum subuh. Ada yang ingin melakukan umrah, tawaf sunah, atau Shalat Subuh. Pergerakan mengitari Kabah tersendat saat berada di sudut Hajar Aswad.
Kondisi ini berbeda dengan seminggu sebelumnya yang masih belum padat hingga jamaah bisa mengelilingi Kabah dengan leluasa. Bahkan, bisa mencium Hajar Aswad di saat subuh.
Saat ini, jamaah yang melakukan tawaf mulai naik ke tempat tawaf bertingkat. Namun demikian, menjelang siang, jamaah di Masjidil Haram makin berkurang karena suasana yang mulai panas.
Kondisi Masjidil Haram yang mulai padat ini tentu harus menjadi perhatian bagi jamaah Indonesia yang akan mulai masuk Makkah pada sekitar 10 September.
Jamaah Indonesia sendiri belum memasuki Makkah. Saat ini gelombang pertama jamaah asal Indonesia baik yang lewat Madinah maupun Jeddah masih berada di Madinah untuk melakukan Shalat Sunah Arbain atau shalat 40 waktu selama delapan hari.
Mereka secara bergelombang akan mulai memasukk Makkah pada 10 September. Sementara itu gelombang kedua jamaah haji Indonesia baru akan datang pada 15 September dengan langsung ke Makkah.
"Kondisi sepuluh hari lagi akan makin padat," kata salah seorang petugas bimbingan haji, Mochtar, yang sudah delapan kali ke Makkah.
Ia mengatakan agar tidak tersesat maka jamaah haji harus memperhatikan nomer atau nama pintu masuk saat masuk Masjidil Haram agar bisa kembali ke pintu semula dan jalan keluar pun tidak salah.
Saat ini, suhu rata-rata di Makkah mencapai 30 derajat celcius dengan suhu terendah 26 derajat dan tertinggi 39 derajat.
Jumlah jamaah haji Indonesia tahun 2014 sebanyak sekitar 168.800 orang yang terdiri dari 155.200 orang haji reguler dan 13.600 orang haji khusus.