Sabtu 06 Sep 2014 08:01 WIB

Dokumen Penggusuran Makam Nabi yang Menghebohkan (2)

Rep: c78/c91/ Red: Chairul Akhmad
Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo/ca
Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Pertanyaan yang menggantung adalah mengapa? Artikel the Independent tidak mengutip secara langsung alasan penggusuran di dalam laporan tersebut.

Namun, the Independent langsung menegaskan bahwa ulama aliran Wahabi di Arab Saudi memang menentang keras pemujaan yang berlebihan yang menjurus ke arah menduakan Allah SWT.

Tulisan di koran Inggris itu juga menekankan, tidak ada keterangan di dalam laporan setebal 61 halaman itu bahwa rencana penggusuran ini akan ditindaklanjuti. "There is no suggestion that any decision has been taken to act upon the plans," demikian the Independent.

Umat Islam di Indonesia langsung bereaksi membaca berita ini. Lini masa sosial media bergejolak. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin buru-buru mengklarifikasi laporan itu ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Kamis (4/9).

Didampingi Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Abdul Jamil, Lukman menemui Duta Besar Arab Saudi Mustofa bin Ibrahim al-Mubarok.

Lukman menekankan agar umat Islam terutama Pemerintah Arab Saudi selalu melindungi makam Nabi Muhammad SAW. Alasannya, makam tersebut merupakan satu dari tempat suci lain di Madinah yang kerap dikunjungi umat Islam seluruh dunia.

Apa tanggapan Dubes Arab Saudi? Lukman mengutip, Dubes Saudi justru membantah. Kata Dubes, Kerajaan Arab Saudi tidak pernah berniat membongkar dan memindahkan makam Rasulullah. 

“Itu merupakan fitnah yang tidak semestinya dilontarkan,” ujar Menag mengutip Dubes Arab. Dubes kemudian berharap agar masyarakat dan organisasi massa (ormas) Islam tidak salah mengambil reaksi.

Tetapi, ormas sudah bereaksi keras. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mewanti-wanti masyarakat agar tak mudah terpancing terhadap isu sensitif ini. Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Amirsyah Tambunan, mengatakan, isu ini muncul saat umat Islam berkumpul di Makkah untuk ibadah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement