REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Kementerian Agama (Kemenag) RI mengakui penerapan sistem e-hajj Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia pada musim haji tahun 1435 Hijriah ini masih belum efektif dalam sistem transportasi jamaah calon haji (JCH).
Penyedia sarana transportasi Arab Saudi, Naqoba, belum sanggup menyediakan mutu bus dengan kondisi sama di semua jamaah haji baik Indonesia maupun negara lain. Akibatnya, sejumlah bus dilaporkan mogok di tengah jalan.
Disamping itu, pegawai Naqoba masih sibuk menempel stiker barcode di paspor jamaah calon haji asal Indonesia sesaat ketika mendarat di Bandara International King Abdul Aziz, Jeddah, sehingga prosesnya memakan waktu lama.
"Jadi tidak efektif, memakan waktu. Harusnya tinggal pakai alat tembak, karena semua sudah terintegrasi dengan sistem di imigrasi," kata Kepala Daerah Kerja Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus Sabtu (6/9).
Abdullah langsung melaporkan keluhan tersebut kepada pihak Kementerian Haji Arab Saudi ketika pejabatnya sedang meninjau bandara. Selain masalah stiker barcode, keluhan lain yang dirasakan jamaah calon haji adalah mutu bus yang mengangkut jamaah dari Bandara Jeddah ke Kota Madinah.
Jamaah calon haji berangkat ke Kota Madinah untuk menjalani Shalat Arbain selama sembilan hari, kemudian menuju Kota Makkah untuk berumrah dan berhaji. Namun, mutu beberapa bus yang mengangkut jamaah ke Madinah kurang nyaman dan kerap mogok.