REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Meski petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia sudah menempatkan petugas keamanan di sekitar kompleks Masjid Nabawi dan pemondokan di Madinah, tetap saja ada laporan jamaah calon haji (JCH) yang menjadi korban kejahatan.
Kali ini, korban kejahatan dialami JCH bernama Khumaisah binti Abdul Goni (62 tahun) jamaah asal Pekalongan, Jawa Tengah. Jamaah dari Embarkasi Solo ini menjadi korban penjambretan di area Masjid Nabawi, Madinah. Uang 1.500 riyal milik korban yang merupakan living cost selama berhaji (41 hari, red) raib dibawa pelaku.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Tragisnya, pelakunya justru orang Indonesia yang berpura-pura menjadi petugas haji. "Korban dijambret saat berada di sekitar Masjid Nabawi," kata Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram, Muhammad Hasan, kepada Media Center Haji (MCH) di Madinah, Ahad (7/9) siang.
Menurutnya, kerawanan akan lebih parah ketika jamaah calon haji berada di Kota Makkah. Sebab, berdasarkan pengalaman kasus-kasus di tahun sebelumnya, ditemukan beberapa kasus-kasus penipuan dan pemerasan di sekitar Masjidil Haram.
Penipuan yang biasa terjadi adalah saat ada orang yang pura-pura ingin menolong, misalnya bersedia dititipkan barang bawaan saat akan ke toilet masjid, namun saat jamaah sedang ke kamar mandi atau berwujud, pelaku ini kemudian membawa lari barang tersebut. Seringkali para pelaku kejahatan ini adalah warga Indonesia yang lama tinggal (mukimin/musiman) di Arab Saudi.
Jamaah juga diminta berhati-hati dengan penawaran joki untuk mencium Hajar Aswad di Ka'bah. Karena joki ini kerap meminta imbalan cukup besar, sekitar 100 riyal hingga 200 riyal per orang. Ironisnya, para joki yang diketahui berasal dari Indonesia ini kerap mengenakan seragam yang mirip dengan yang dikenakan Petugas PPIH.
Untuk itu, selain mewaspadai joki, Hasan meminta jamaah tidak membawa uang dalam jumlah banyak saat beribadah ke Masjidil Haram atau berbelanja di sekitar Masjidil Haram. "Bawa uang seperlunya untuk membeli yang kecil-kecil," katanya. Hasan juga mengingatkan agar jamaah jangan terlepas dari rombongan.
Namun demikian, petugas Sektor Khusus --dengan menggunakan tanda khusus-- saat ini sudah ditempatkan di beberapa pos untuk membantu jamaah yang kehilangan arah dan menemui masalah. Sektor Khusus ini ada di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.




