Senin 08 Sep 2014 16:18 WIB

Motif Ini yang Harus Dihindari Ketika Ingin Berangkat Haji (1)

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Calon jamaah haji (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Calon jamaah haji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah masa perpanjangan masa pengisian kuota haji tahap final hingga 11 September mendatang, masih ada pejabat yang merasa dapat memeroleh peluang mengisi sisa kuota yang tersisa lewat jalan pintas.

Motifnya kebanyakan seragam, yakni ingin berangkat haji secara praktis, tinggal membayar tanpa perlu berlama-lama menunggu di dalam antrean haji.

“Mind set mereka itu sama, ingin berangkat haji karena mengejar status,” kata Kasubdit Pendaftaran Haji Kementerian Agama (Kemenag) Nur Arifin saat ditemui Senin (8/9).

Padahal, kata dia, ibadah haji merupakan ibadah suci yang tidak boleh dinodai dengan jalan yang tidak tertib bahkan merugikan hak orang lain.

Namun, motif orang-orang yang meminta kuota haji bahkan hingga memaksa tidak dapat digeneralisir. Sebab, ada di antara mereka yang memang tidak paham, namun ada pula yang memang sengaja meminta, karena menyangka masih memiliki peluang mendapat kuota haji lewat jalan pintas karena ia merasa memiliki uang dan kekuasaan.

Ia mencontohkan, ada tokoh agama dari daerah yang meneleponnya, menanyakan sisa kuota dan peluangnya untuk dapat mengisinya.

Tokoh agama tersebut tidak mengatahui hal tersebut termasuk perbuatan yang salah dan melanggar prosedur pendaftaran haji.

Setelah diberi tahu, ia dapat mengerti dan tidak melanjutkan permintaannya. “Awalnya, tokoh masyarakat ini mengira akan sulit berangkat haji kalau tidak punya orang dalam di Kemenag,” katanya. padahal, saat ini ia berkomitmen untuk menjaga agar pendaftaran haji sesuai prosedur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement