REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Dia katakan kepada askar, bapak itu merupakan tamu Allah SWT dalam berhaji, bukan tenaga kerja, dan juga bukan tamu kerajaan. Kebetulan bapak ini sudah mengenakan pakaian ihram.
"Saya katakan kepada askar, Anda tidak berhak melarang tamu Allah untuk beribadah haji. Bisa dosa," tutur Daud. Hati askar akhirnya luluh dan bersedia melepaskan bapak itu dari ruangan imigrasi.
Bapak ini lantas berterima kasih kepada Daud. "Sebuah kebahagiaan bisa melihat wajah-wajah mereka yang berseri saat lepas dari ruangan imigrasi dan pemeriksaan para askar," ungkap Daud.
Ada kejadian lain yang juga membuat Daud merasa bangga menjadi pelayan jamaah haji. Yakni, menangani jamaah yang stres berat setelah turun dari pesawat. Orang ini mengigit petugas PPIH setiap hendak mendekat.
Dengan kemampuan menaklukkan hati orang, Daud mampu meluluhkan orang ini, bahkan ia meminta Daud ikut serta berangkat ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi.
"Saya antar hingga di dalam bus, dan saat dia sudah duduk, saya cepat-cepat keluar dan mengunci pintu bus," kenang Daud.
Kejadian ketiga adalah menangani jamaah pria yang terkena stroke. Dengan penuh belas kasih, Daud memandikan jamaah ini di dalam kamar mandi.
Daud berharap, kelak ada petugas-petugas PPIH yang memiliki kemampuan sama dengan dirinya, salah satunya kemampuan meluluhkan hati para askar bandara.
Syaratnya, kata Daud, mengenali karakter dan budaya Arab Saudi, yakni mengenal seseorang bukan hanya sesaat tapi seterusnya.
Karena, kata dia, kalau orang Arab Saudi sudah dikenal dengan baik, dan dia memiliki kemampuan, maka apa pun yang diminta kita, maka akan dituruti.
Alhamdulillah. Dapat ilmu maha dahsyat kali ini. Ilmu menaklukkan hati para askar bandara. Siap-siap saya praktekkan. Siapa askar yang jadi 'korban' pertama?