REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI – Sebanyak tiga dari total 786 jamaah asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang seharusnya berangkat menunaikan ibadah haji pada musim haji 2014 ini gagal berangkat, sehingga terpaksa ditunda.
Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Agama Kabupaten Kediri Agus Supriadi mengatakan, tiga jamaah itu dua di antaranya sakit, yaitu Masno dari Kecamatan Ngadiluwih serta Mbah Haja dari Mojo.
Sementara, jamaah yang masih bermasalah dalam paspor adalah Husen dari Kecamatan Plemahan. "Untuk yang sakit, keluarga sudah memberi tahu tiga hari sebelum keberangkatan, jadi bukan saat keberangkatan," kata Agus, Jumat (12/9).
Untuk jamaah yang bermasalah paspornya, Agus mengatakan saat ini sudah tidak bisa berangkat lagi. Pihaknya akan mengupayakan agar yang bersangkutan berangkat pada musim haji tahun depan (2015).
Ia juga mengatakan, para jamaah calon haji asal Kabupaten Kediri sudah berangkat pada Kamis (11/9) pagi. Mereka naik 18 bus yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri.
Mereka berangkat dari kabupaten dan langsung ke Asrama Haji Surabaya. Setelah istirahat sebentar, mereka akan bersiap langsung ke Tanah Suci guna menunaikan ibadah haji dengan jamaah lainnya.
Untuk barang bawaaan para jamaah juga sudah diantarkan pada Kamis (11/9) dini hari, dan para jamaah bisa membawa barang bawaan mereka di asrama haji. Seluruh koper sudah diberi identitas, sesuai dengan data pemiliknya, sehingga tidak dikhawatirkan tertukar dengan koper milik jamaah lainnya.
Kemenag, kata dia, juga terus intensif untuk memberikan pembekalan tata cara ibadah haji serta memberikan sosialisasi terkait barang-barang yang bisa dibawa para jamaah selama di Tanah Suci.
Namun, saat keberangkatan pun, ternyata masih banyak jamaah calon haji yang membawa barang-barang yang dilarang, seperti minyak goreng, saus, kecap, serta sejumlah benda tajam, seperti pisau dan gunting.
Barang-barang itu disita petugas saat pemeriksaan di Asrama Haji Surabaya. Barang itu seluruhnya dibawa ke kantor Kemenag Kabupaten Kediri, dan akan diberikan kembali setelah jamaah pulang menunaikan ibadah haji ataupun diambil keluarga.