REPUBLIKA.CO.ID, Hijir juga disebut dengan Hijir Ka’bah, yaitu bagian yang ditinggalkan kaum Quraiys ketika pembangunan ulang Ka’bah dari fondasi Ibrahim.
Untuk menandai bahwa tempat tersebut bagian dari Ka’bah, mereka membuat pembatas (hijir) di atas tempat itu. Karena itulah dinamakan Hijir.
Akan tetapi, terdapat tambahan batas Baitullah padanya. Dalam hadits disebutkan, tambahan itu sepanjang tujuh hasta. Tempat ini pernah diikutkan lagi dalam bangunan Ka’bah oleh Ibnu Az-Zubair. Namun, tatkala dihancurkan Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi, tempat ini kembali seperti ukuran semula.
Di Hijir juga disebutkan terdapat kuburan Hajar, ibunda Ismail. Namun, kabar ini tidak pasti, sebagaimana ditegaskan para ulama.
Menurut Aram bin Al-Ashbagh, Hijir merupakan pinggiran Kota Madinah. Rahadiyah berkata, “Di hadapan Madinah ada sebuah desa yang disebut dengan Hijir. Di desa itu, terdapat beberapa mata air dan sumur-sumur milik Bani Sulaim secara khusus. Di hadapannya ada sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi yang disebut Puncak Hijir.” (Atlas Haji & Umrah karya Sami bin Abdullah Al-Maghlouth)