REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Jamaah haji Indonesia asal Bone, Sulawesi Selatan, yang mengaku bernama Welli Daode Ali sejak Selasa (16/9) pagi hingga siang sekitar pukul 13.30 masih berada di Kantor Daker Makkah.
Jamaah haji yang berusia sekitar 60 tahun tersebut tanpa membawa identitas sama sekali, gelang yang seharusnya digunakan setiap jamaah haji pun maupun tas kecil yang berisi identitas jamaah haji tak ada sama sekali.
Ketika ditanya di mana gelang dan tasnya? Nenek Welly yang mengenakan baju motif bunga merah dan celana panjang putih ini mengaku tak tahu. Kemudian dia berbicara dengan bahasa Bone.
Dia sangat minim berbicara bahasa Indonesia. Welli dibawa ke kantor Makkah oleh seorang warga Arab Selasa sekitar pukul 04.00.
Petugas Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) berupaya mengetahui asal kloter Welli tetapi yang ditemukan hanya nama Welli dan asal daerahnya. Sedangkan data tentang dia berasal dari kloter berapa, tidak ditemukan.
Para petugas di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tak seorang pun yang bisa berbicara bahasa Bone. Selasa siang sekitar pukul 13.00 seorang jamaah haji dari Sulawesi Selatan sengaja dihadirkan yang diharapkan bisa berkomunikasi dengan Nenek Welly.
Namun tak banyak informasi yang diperoleh. Ketika ditanya, Nenek Welly banyak menjawab tidak. Kepala Seksi Perlindungan Daker Makkah Jaetul Muchlis mengatakan Daker Makkah masih berupaya mencari data di Kloter apakah ada kloter yang salah satu jamaahnya sesuai dengan mana nenek tersebut. Selama belum ditemukan Nenek Welly akan ditampung di Daker Makkah.