Rabu 17 Sep 2014 18:40 WIB

Empat Klinik Kesehatan di Madinah Ditutup (2-habis)

Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Menurutnya, tujuan keberadaan klinik kesehatan ini untuk mendekatkan jamaah haji yang sakit dengan petugas kesehatan. Sebab, dalam satu kloter hanya terdiri satu dokter.

Maka itu, beberapa dokter kloter ditempatkan di satu klinik kesehatan agar lebih mudah memeriksa dan mengontrol kesehatan para jamaah yang mengeluh sakit ringan atau sebelumnya sudah memiliki riwayat sakit sejak dari Indonesia.

"Tujuannya bagus, semacam jemput bola, mendekatkan dokter dengan jamaah di area Masjid Nabawi. Tapi, kita hormati larangan pemerintah," ujarnya didampingi Kasie Kesehatan PPIH Daker Jeddah, dr Lucky Tjahjono.

Masa tinggal jamaah haji di Madinah rata-rata 8,5 hari, untuk melaksanakan Shalat Arbain. Meski demikian, sesaknya jamaah haji dari berbagai negara yang shalat di Masjid Arbain membuat jamaah haji Indonesia, terutama yang tua dan renta, mulai merasakan kecapekan atau sakit.

Kondisi diperparah bila lokasi pemondokan jamaah haji sangat jauh dari Masjid Nabawi akibat wanprestasi yang dilakukan sembilan Majmuah (penyedia akomodasi jamaah).

Akibat pemindahan yang mendadak ini, beberapa petugas perusahaan katering terlambat mengantarkan makanan ke jamaah haji, karena harus mencari lokasi pemondokan. Bahkan, 12 dari 15 jamaah yang wafat di Arab Saudi per Rabu (17/9) pagi berlokasi di Kota Madinah.

Berdasarkan data Sistem Komptuterisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag RI, per Rabu (17/9) pagi waktu arab saudi, jumlah jamaah haji yang meninggal sebelum puncak haji di Tanah Suci sebanyak 15 orang. Sebagian besar wafat di Madinah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement