REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Hingga berita ini diturunkan, Tim Gabungan Perlindungan Jamaah Haji Indonesia sudah menuntaskan penemuan 11 jamaah haji di Madinah. Data jamaah haji yag hilang bukan termasuk jamaah haji yang tersesat.
Riad menerangkan pihaknya berkenan membeberkan nama dan kasus jamaah haji yang hilang setelah dipastikan jamaah tersebut sudah diketemukan.
"Identitas jamaah yang gaib (hilang) ini belum diungkap agar tidak membuat resah keluarganya di Tanah Air," ujar Riad menerangkan.
Riad menjelaskan tim gabungan perlindungan jamaah haji terus berusaha mencari ketiga jamaah terakhir tersebut sampai batas waktu yang telah disepakati.
Sesuai standard operational procedure (SOP), bila empat hari tidak ada kabar berita ditemukannya jamaah yang hilang, tim akan melaporkan ke Kepolisian Arab Saudi. Laporan tersebut disertai identitas jamaah dan foto milik jamaah yang hilang.
"Kami sudah menjalin kerja sama dengan polisi setempat sejak awal kami tiba di Arab Saudi," terang Riad. Kerja sama itu membuahkan hasil. Beberapa jam setelah tim gabungan perlindungan jamaah melaporkan ke polisi setempat, ketiga jamaah haji yang hilang tersebut akhirnya diketemukan.
Sebelumnya, Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Jumat (19/9) petang WAS, mendadak heboh. Saat sejumlah petugas masih bekerja, mereka kedatangan jamaah haji yang tersesat atas nama Nawawi Sahri Abas (52 tahun).
Ketika dipapah masuk ke mushala kantor TUH, Nawawi masih bingung. Bicaranya menggunakan dialek bahasa Banjar, membuat sejumlah petugas kelimpungan.
Untungnya, petugas yang asli Banjarmasin namun lama tinggal di Arab Saudi (mukimin), Ayman Anwar, masih bertugas di kantor. Sekitar Pukul 21.40 WAS, Kepala Bidang Yanpul dan Transportasi PPIH Indonesia di Arab Saudi, Subhan Cholid, mengantarkan Nawawi ke Makkah untuk dipertemukan dengan rombongannya.
"Nawawi dianatar ke Makkah. kami telah koordinasikan dengan pihak di sana. Alhamdulillah, tadi jamaah sudah bertemu dengan istrinya dan rombongan satu kloter, mereka saling tangisan," ujar Abu Haris yang hendak meninggalkan kantor TUH.