REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Jumlah jamaah haji yang dirawat di BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) Makkah sampai Ahad pagi (21/9) mencapai 52 orang di ruang perawatan dan sembilan orang di ICU (Intensive Care Unit).
Menurut Kepala BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia) Makkah Agus Widyatmoko, hampir seluruh pasien yang dirawat di BPHI Makkah adalah lansia (lanjut usia). Semua pasien berusia 55 tahun ke atas dan penyakit yang dideritanya merupakan penyakit bawaan sejak di Tanah Air.
Penyakit tersebut antara lain, kardiovaskuler, pernafasan, Diabetes mellitus, dan penyakit infeksi. Penyebab mereka dirawat di BPHI ada multifaktor yakni asupan makanan dan minuman yang kurang, cuaca yang panas, kecapaian, dan sebagainya.
Apalagi pada usia lanjut umumnya nafsu makan berkurang. Ditambah lagi tidak tersedia makanan dan jamaah haji harus membeli makan sendiri. Hal ini akan mempengaruhi terjadinya perburukan penyakit infeksi. Faktor cuaca seperti panas juga mempengaruhi konsumsi obat, harus dikurangi atau ditambah dosisnya.
Sehubungan dengan hal itu Agus menyarankan kepada para jamaah haji untuk tidak terlalu banyak beraktivitas di luar penginapan dan memaksakan diri untuk mengerjakan ibadah sunah. Sebab, cuaca yang panas membuat banyak energi yang harus dikeluarkan.
Sekarang lebih baik menyiapkan diri secara optimal untuk pelaksanaan ibadah wajib yakni wukuf di Arafah. Agus mengingatkan asupan makan dan minum harus diperhatikan menjelang wukuf. Di samping itu, kata dia, empati terhadap jamaah haji yang uzur, baik oleh pendamping maupun jamaah haji satu kloter sangat diperlukan.
''Adanya empati ini diperlukan untuk membujuk agar jamaah haji yang uzur dan sakit bisa mendapatkan asupan makanan yang cukup, kata Agus yang selama ini bertugas di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini.