REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ahmad Baraas
DENPASAR -- Wajah pedagang kaset itu terlihat ceria. Dia menjabat satu per satu jamaah Masjid Al Ikhlas Denpasar, sambil melempar senyum khasnya.
Laki-laki berusia 59 tahun asal Gondanglegi, Malang Jawa Timur, itu bergembira karena dia segera berangkat menunaikan haji ke Tanah Suci bersama istri.
Sudarmanto adalah jamaah masjid Al Ikhlas Denpasar, sehari-hari, lima waktu shalatnya dia tunaikan di masjid yang ada di kawasan Perumnas Monang Maning itu.
Setiap usai berdoa setelah menunaikan shalat subuh, kebiasaan jamaah masjid bersalam-salaman sesama jamaah. Beberapa hari terakhir saat bersalaman dengan Sudarmanto, wajahnya kelihatan lebih ceria dan dia kerap memeluk jamaah masjid yang akrab dengannya.
"Alhamdulillah, saya akan berangkat ke Tanah Suci Jumat (26/9), namun harus sudah masuk embarkasi Sukolilo Kamis ini," kata Sudarmanto.
Perjalanan ayah dari empat orang putri itu bisa berhaji, di luar yang dibayangkannya. Pekerjaannya sebagai penjaja kaset dan VCD di Pasar Desa, Kuta, dalam hitungannya, keuntungan berjualan tak mungkin bisa diandalkan untuk membiayai ongkos naik haji (ONH) tahun ini. Apalagi ujar Sudarmanto, ongkos naik haji terus naik, Mekkah dirasakannya semakin jauh.
Namun Allah SWT berkehendak lain, putri bungsu Sudarmanto yang tinggal di Jepang dan menikah dengan muallaf setempat, bernazar menghajikan ayah dan ibunya.
Enam tahun lalu kata Sudarmanto, dia menderita sakit dan sempat menjalani rawat inap di rumah sakit. Bahkan saat itu dokter sudah angkat tangan dan memvonis Sudarmanto tidak akan sembuh.
Saat itu, putri bungsu Sudarmanto, Hariani yang tinggal di Jepang, tidak bisa menjenguk ayahnya yang sakit. Namun melalui telepon dia menyatakan nazarnya, kalau ayahnya sembuh, akan diongkosi naik haji bersama ibunya.