Rabu 24 Sep 2014 14:03 WIB

Layani Jamaah, 150 Dokter Komit tak Berhaji

Tim dokter haji Indonesia sedang merawat jamaah yang sakit.
Foto: Heri Ruslan/Republika
Tim dokter haji Indonesia sedang merawat jamaah yang sakit.

Oleh: Zaky Al Hamzah, Jeddah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sebanyak 150 dokter dari 400 dokter yang menangani jamaah haji Indonesia berkomitmen tidak menjalankan ibadah haji selama Wukuf di Arafah. Mereka sudah menandatangani kontrak tidak berhaji, karena sudah berhaji di tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, jumlah dokter yang tidak berhaji saat menjalankan tugas melayani jamaah haji adalah sebanyak empat orang.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes yang juga Kepala Bidang Kesehatan Haji Indonesia (BPHI), Fidiansjah menyatakan jumlah dokter yang tak berhaji meski di Arafah mengalami lonjakan drastis dibandingkan tahun lalu.

"Tahun lalu hanya empat termasuk saya," ujar Fidiandjah, ditemui seusai rapat koordinasi persiapan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengecek Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina) di kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Arab Saudi (23/9) siang waktu arab saudi (WAS).

Fidiansjah justru memperkirakan jumlah dokter yang tidak berhaji saat Wukuf adalah sekitar 10 persen atau 40 dokter. Namun, dia tak menyangka bila dokter yang mendedikasikan bertugas tanpa berhaji sangat banyak.

"Mungkin ada yang berpikir, wah kasihan ya, sudah di Arafah kok tidak Wukuf, berhaji sekalian. Tapi, dengan dedikasi itu, saya justru tak menyangka," katanya.

Para dokter ini, kata Fidiansjah, akan dibantu 100 tenaga musiman (temus) dari mukimin (orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi). Ke-100 temus ini juga siap tak berhaji meski berada di Armina. Para temus mukimin ini sudah berhaji di tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement