Ahad 28 Sep 2014 14:57 WIB

Hijir Ismail, Tempat Mustajab untuk Berdoa

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Hijir Ismail
Hijir Ismail

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hijir Ismail adalah lokasi sebelah utara Ka'bah yang dibatasi tembok yang berbentuk setengah lingkaran. Disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.

Ketika suku Quraisy memugar Ka'bah (606 M), mereka kekurangan dana untuk dapat membangun seukuran Ka'bah yang asli. Mereka mengurangi panjang tembok ke bagian utara sehingga Hijir Ismail semakin luas.

Oleh sebab itu, sebagian Hijir Ismail termasuk Ka'bah. Maka, orang yang melakukan tawaf harus mengitari Ka'bah dan Hijir Ismail. Tidak sah tawaf seseorang kalau ia mengitari Ka'bah dengan melewati gang antara Hijir Ismail dan Ka'bah.

Kalau seseorang ingin shalat didalam Ka'bah, cukup shalat di dalam Hijir Ismail ini. Seperti yang pernah diriwayatkan Siti Aisyah, "Aku pernah minta kepada Rasulullah agar diberi izin masuk Ka'bah untuk shalat didalamnya. Lalu, beliau membawa aku ke Hijir Ismail dan bersabda: Shalatlah di sini kalau ingin shalat di dalam Ka'bah karena Hijir Ismail ini termasuk bagian Ka'bah."

Shalat di Hijir Ismail adalah sunah yang berdiri sendiri. Dalam arti tidak ada kaitan dengan tawaf atau umrah atau haji atau ibadah lainnya. Jadi, sebaiknya kalau sudah selesai tawaf dan akan melakukan sa'i, shalatlah di Maqam Ibrahim, terus lakukanlah sa'i tanpa shalat di Hijir Ismail.

Kalau ada kesempatan lain baru lakukan shalat di Hijir Ismail dengan tenang. Karena Hijir Ismail ini juga termasuk tempat mustajab untuk berdoa, terutama yang persis di bawah pancuran (mizab).

Nabi Ismail terkenal dengan kisah sumur zamzam yang fenomenal. Ketika itu, Ismail ditinggalkan berdua dengan Siti Hajar oleh suaminya, Ibrahim AS, di salah satu tempat di Makkah. Kala itu, Makkah merupakan wilayah tandus tak berpenghuni karena tidak ada sumber mata air. Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail karena harus melaksanakan perintah Allah.

Suatu saat, bekal kurma dan air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim untuk istri dan anaknya habis. Si kecil Ismail terus menangis  karena dahaga. Siti Hajar yang tak tega melihat putranya dalam keadaan seperti itu menjadi kebingungan.

Hajar berlari ke puncak Bukit Safa dan Marwah dengan harapan bisa melihat orang yang melintas dan meminta pertolongan. Tapi, hingga tujuh kali berlari, pulang-pergi dari puncak Safa dan Marwah tidak juga ditemui orang yang melintas. Terkait kejadian itu, HR Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Itulah (asal mula) sai yang dilakukan sekarang antara Safa dan Marwah.”

Terakhir, ketika kembali ke Bukit Marwah, Siti Hajar berdoa, "Berikanlah pertolongan kepadaku jika engkau mempunyai kebaikan.” Saat itulah terlihat malaikat Jibril.  Selanjutnya, malaikat Jibril mengais tanah dengan tumit kakinya. Tapi, dalam riwayat lain, disebutkan dengan sayapnya. Di tempat Jibril itu terpancarlah air. Demikianlah kisah sumber air zamzam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement