REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
Tiba di Bandara Jeddah, kelimanya kemudian membayar general service senilai 277 dolar AS per orang. Biaya itu sudah ditransfer atau dibayarkan Ustaz Masrur, sehingga kelimanya hanya menunjukkan bukti transfer saat tiba di Bandara Jeddah.
Selanjutnya, mereka menemui ruang transit petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Jeddah dan minta dibantu keberangkatan ke Makkah.
"Kami akan dijemput orang suruhan Ustaz Masrus di daerah Tan'im, Makkah. Namanya Syahid," ujar Slamet Surip menjelaskan.
Melalui Syahid inilah, kelima pemuda akan dijamu selama di pemondokan. Kemudian, selama di Padang Arafah, kelimanya akan ditempatkan di tenda maktab khusus jamaah haji non kuota atas undangan Raja Arab Saudi kategori non VIP.
Selanjutnya, selama di Kota Madinah, kata Krisdiyanto, akan dijamu rekannya yang sedang menimba ilmu di salah satu universitas di Madinah.
Sinto menambahkan, dirinya dan teman barunya itu sebenarnya bukan santri Yayasan Bina Madani, tapi dinilai Ustaz Masrur sebagai pemuda pilihan terbaik dari pilihan pribadi-pribadi baik yang masuk seleksi.
Visa haji undangan tersebut dibiayai seluruhnya oleh Jamarat Al Khairiyah yang berlokasi di Arab Saudi. Yayasan sosial ini mengundang 25 undangan ke lima negara atau masing-masing lima visa haji undangan di setiap negara.
"Dalam undangan visa haji langsung ada nama-nama kami. Mungkin karena kami dianggap berprestasi," ujar Sinto penuh syukur.
Dalam hitungan hari, Sinto tidak hanya melantunkan talbiyah sejak dari rumah hingga masjid yang hendak dibangunya. Namun diucapkan persis dekat Ka'bah.
Sebentar lagi, lantunan talbiyah itu akan terus menggema di Tanah Haram Makkah dikumandangkan para jamaah haji yang beraneka ragam ras, suku dan bangsa, termasuk lima pemuda pilihan itu.
Labaik Allahumma Laka Labaaik, labaaik Laa Syarika Laka Labaaik Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulka La Syarikalaka….