Selasa 30 Sep 2014 11:46 WIB

Indonesia Harus Kembangkan E-Hajj

Rep: C 78/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah jamaah haji kelompok penerbangan (kloter) terakhir dari Embarkasi UPG 27 tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9) tepat pukul 17.15 waktu arab saudi (WAS) atau pukul 21.15 WIB.
Foto: MCH Jeddah/ca
Sejumlah jamaah haji kelompok penerbangan (kloter) terakhir dari Embarkasi UPG 27 tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9) tepat pukul 17.15 waktu arab saudi (WAS) atau pukul 21.15 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Pemerintah Indonesia didorong untuk memperkenalkan elektronik hajj atau e-hajj pada 2015 agar terkoneksi dengan program e-hajj pemerintah Arab Saudi.

 

 “E-hajj berorientasi untuk kemudahan jamaah dan peningkatan kualitas layanan jamaah yang jumlahnya ratusan ribu,” kata Inspektur Jenderal Kemenag M Jasin melalui pesan BlackBerry Messenger, Selasa (30/9).

Dengan e-hajj, lanjut dia, kepastian pelayanan dari segala aspek dapat ditingkatkan. Bahkan secara detail, informasi pelayanan dapat ditampilkan dan diakses masing-masing jamaah secara mudah. Misalnya, jamaah haji menjadi mudah mengetahui kapan mereka berangkat, menggunakan pesawat apa dan berapa nomor tempat duduk di pesawat.

Selain itu, dengan menggunakan e-hajj secara maksimal, layanan administrasi cepat dan praktis di bandara akan mereka peroleh. Informasi bus yang akan mengangkut mereka dari bandara, nama hotel atau pemondokan yang akan ditempati baik di Mekkah, Madinah maupun Jeddah bisa diketahui.

Lebih lanjut, Jasin menerangkan, program e-hajj dilengkapi kartu yang dilengkapi Biometri yang dapat merekam dan menyimpan berbagai informasi soal pelayanan haji.

Biometri, lanjut Jasin, juga dapat dipakai untuk mendeteksi jamaah apakah sudah pernah berangkat haji atau belum. Sehingga, antrian panjang jamaah hingga 10 tahun bahkan belasan tahun dapat dikurangi dengan program pencegahan sementara bagi orang yang sudah pergi haji.

 “Mereka yang sudah pernah haji untuk sementara tidak boleh berangkat lagi, akan terdeteksi dengan alat tersebut,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement